Tersudutkan Dalam Perang Ukraina, Putin Batalkan Konferensi Pers Tahunan
- Kremlin Pool Photo via AP
VIVA Dunia – Presiden Rusia Vladimir Putin membatalkan konferensi pers tahunannya setelah mengalami kemunduran telak di medan perang di Ukraina. Putin diketahui menggunakan konferensi pers tahunan, yang merupakan ritual akhir tahun untuk memoles citranya, dan menjawab berbagai pertanyaan tentang kebijakan dalam dan luar negeri untuk menunjukkan kehebatannya.
Tapi tahun ini, dengan pasukannya yang mengalami kekalahan telak di Ukraina, membuat Putin menghindari pertanyaan tentang kesalahan militer Rusia dalam acara konferensi pers tersebut. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengkonfirmasi, pada hari Senin, 12 Desember 2022, bahwa Putin tidak akan mengadakan konferensi pers bulan ini tanpa menjelaskan alasannya.
“Meskipun pertanyaan biasanya diperiksa terlebih dahulu, pembatalan kemungkinan besar terjadi karena meningkatnya kekhawatiran tentang prevalensi perasaan anti-perang di Rusia,” tulis Kementerian Pertahanan Inggris dalam sebuah komentar di Twitter.
“Pejabat Kremlin hampir pasti sangat sensitif tentang kemungkinan bahwa setiap acara yang dihadiri Putin dapat dibajak oleh diskusi tanpa izin tentang operasi militer khususnya,” tambahnya.
Beberapa penampilan Putin dalam konferensi pers tahunan sebelumnya berlangsung selama lebih dari 4 1/2 jam, di mana dia terkadang menghadapi beberapa pertanyaan tajam, tetapi menggunakannya untuk mengejek Barat atau merendahkan lawan domestiknya.
Melansir dari AP, Rabu, 14 Desember 2022, Putin juga telah membatalkan pertandingan tahunan lainnya tahun ini, sebuah acara telepon di televisi, di mana dia menjawab pertanyaan dari publik untuk memelihara citra “bapak” bangsanya. Dia sejauh ini gagal menyampaikan pidato kenegaraan tahunan yang disiarkan televisi ke parlemen, sebuah kewajiban konstitusional. Selain itu, Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk pidato Putin.
Kremlin telah memerangi setiap kritik atas invasinya ke Ukraina dari kubu anti-perang liberal, dan menutup media independen serta mengkriminalisasi penyebaran informasi apa pun yang berbeda dari pandangan resmi pemerintah Moskow, termasuk menyebut operasi militer itu sebagai perang.
Namun, pembungkaman itu menghadapi kritik yang semakin vokal dari garis keras Rusia, yang mengatakan bahwa presiden semakin lemah dan ragu-ragu, serta menyerukan untuk meningkatkan serangan di Ukraina.
Analis politik Abbas Gallyamov mengatakan dalam sebuah komentar video bahwa keputusan untuk tidak mengadakan konferensi pers kemungkinan besar karena Putin tidak punya jawaban dari sudut pandang strategi.
Sebelumnya, Putin memerintahkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, dan mengklaim bahwa Moskow terpaksa mendemiliterisasi negara itu untuk menolah Ukraina yang ingin bergabung dengan NATO.