Ini Alasan Xi Jinping Dukung Kemerdekaan Palestina dari Israel
- AP Photo
VIVA Dunia – Presiden China, Xi Jinping telah menyatakan dukungan negaranya untuk mengakhiri pendudukan Israel atas wilayah Palestina dan menyuarakan rasa frustrasinya atas "ketidakadilan historis" yang diderita oleh warga Palestina.
"Tidak mungkin untuk melanjutkan ketidakadilan historis yang diderita oleh warga Palestina," ujar presiden China tersebut pada hari Jumat, di pembukaan Riyadh-Gulf-Chinese Summit for Cooperation and Development di Arab Saudi, melansir Anadolu Agency, Senin 12 Desember 2022.
Jinping menyerukan untuk memberikan Palestina "keanggotaan penuh di Perserikatan Bangsa-Bangsa" dan mengatakan bahwa Beijing akan "mendukung solusi dua negara dan pembentukan negara Palestina di perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya."
Kunjungan Xi Jinping ke Arab Saudi merupakan perjalanan ketiganya di luar China sejak pandemi Covid-19. Ia tiba pada hari Rabu di Arab Saudi dalam perjalanan pertamanya ke negara kerajaan itu sejak 2016.
Pada hari ketiga dan terakhir kunjungannya, Jinping mengatakan dia menganggap KTT China-Arab sebagai "peristiwa yang menentukan dalam sejarah hubungan China-Arab."
Hubungan antara keduanya "didasarkan pada kepentingan bersama dalam perdamaian dan keharmonisan," ujarnya dalam pidato.
“Pihak China dan Arab harus memperkuat solidaritas dan kerja sama serta membangun komunitas untuk masa depan yang lebih dekat,” katanya saat menyambut partisipasi Arab dalam inisiatif keamanan global.
“Kami tertarik dengan pihak Arab untuk mengimplementasikan janji bersama seperti memperkuat pembangunan, kesehatan dan ketahanan pangan,” tambahnya.
Seperti diketahui, Israel menduduki Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dan Gaza selama Perang Timur Tengah 1967. Itu menganeksasi seluruh kota Yerusalem Timur pada tahun 1980, mengklaimnya sebagai ibu kota "abadi" Israel, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Hukum internasional memandang Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai "wilayah pendudukan" dan menganggap semua aktivitas pembangunan permukiman Yahudi di tanah itu ilegal.
Orang-orang Palestina menuduh Israel melancarkan kampanye agresif untuk "men-yahudikan" kota bersejarah itu dengan menghilangkan identitas Arab dan Islamnya serta mengusir penduduk Palestina.
Hampir 500.000 pemukim ilegal Israel tinggal di lebih dari 130 permukiman yang tersebar di Tepi Barat yang diduduki bersama dengan hampir tiga juta warga Palestina yang tinggal di bawah pendudukan militer Israel.