Rusia Bombardir Ukraina Timur dengan Puluhan Rudal dan Roket, Kota Bakhmut 'Hancur'
- AP Photo/LIBKOS.
VIVA Dunia – Pasukan Rusia telah mengubah kota Bakhmut di Ukraina timur menjadi reruntuhan, kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Militer Ukraina, pada Sabtu 11 Desember 2022, melaporkan serangan udara, rudal, dan roket, di berbagai bagian negara Ukraina yang coba ditaklukkan Moskow setelah berbulan-bulan melakukan perlawanan.
Staf Umum militer Ukraina melaporkan serangan rudal, sekitar 20 serangan udara dan lebih dari 60 serangan roket di seluruh Ukraina antara Jumat dan Sabtu. Juru bicara Oleksandr Shtupun mengatakan pertempuran paling aktif terjadi di distrik Bakhmut, di mana lebih dari 20 pemukiman diserang.
Dia mengatakan pasukan Ukraina memukul mundur serangan Rusia di Donetsk dan Luhansk yang berdekatan.
Pertempuran terbaru dari perang selama 9 1/2 bulan Rusia di Ukraina berpusat di empat provinsi, yang telah dianeksasi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin secara ilegal pada akhir September. Zelenskyy mengatakan situasi "tetap sangat sulit" di beberapa kota garis depan di provinsi Donetsk dan Luhansk Ukraina timur.
Provinsi-provinsi tersebut membentuk Donbas, kawasan industri luas yang berbatasan dengan Rusia yang diidentifikasi Putin sebagai fokus sejak awal perang, dan tempat separatis yang didukung Moskow bertempur sejak 2014.
“Bakhmut, Soledar, Maryinka, Kreminna. Untuk waktu yang lama, tidak ada tempat tinggal yang tersisa di tanah di daerah ini yang tidak rusak oleh peluru dan api, ”kata Zelensky dalam pidato video malamnya, menyebutkan kota-kota yang kembali berada di garis bidik melansir AP, Minggu 11 Desember 2022.
"Para penjajah benar-benar menghancurkan Bakhmut, kota Donbas lain yang diubah oleh tentara Rusia menjadi reruntuhan yang terbakar."
Beberapa bangunan tetap berdiri di Bakhmut, dan warga yang tersisa masih berseliweran di jalanan. Tapi seperti Mariupol dan kota-kota yang diperebutkan lainnya mengalami pengepungan tentara Rusia, dan berminggu-minggu tanpa air dan listrik bahkan sebelum Moskow melancarkan serangan besar-besaran untuk menghentikan utilitas publik di seluruh Ukraina.
Gubernur wilayah Donetsk, Pavlo Kyrylenko, memperkirakan 90 persen dari populasi kota sebelum perang yang berjumlah lebih dari 70.000 orang telah melarikan diri dalam beberapa bulan sejak Moskow berfokus untuk merebut seluruh Donbas.