Xi Jinping Teken 34 Kerjasama Investasi dengan Arab Saudi, AS Keki
- SPA
VIVA Dunia – Presiden China Xi Jinping telah memulai kunjungan ke Arab Saudi dan mendarat di Riyadh, pada Rabu, 7 Desember 2022. Kunjungan tersebut disebut-sebut oleh Beijing sebagai inisiatif diplomatik terbesar negara itu di dunia Arab. Kedua negara juga diketahui menandatangani 34 perjanjian selama pertemuan di hari Rabu.
Namun, Amerika Serikat (AS) justru menilai bahwa kunjungan itu berfungsi sebagai upaya China untuk memberikan pengaruhnya di seluruh dunia.
Pertemuan antara Arab Saudi dan China berlangsung pada saat hubungan antara Kerajaan dan AS tegang akibat kritik Washington dan dukungan Riyadh terhadap pembatasan produksi minyak di OPEC+.
"Kami memperhatikan pengaruh yang coba ditanam China di seluruh dunia," kata John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, dikutip dari Wionews, Jumat, 9 Desember 2022.
Menurut laporan kantor berita negara Saudi SPA, perusahaan China dan Saudi menandatangani 34 perjanjian pada untuk berinvestasi dalam energi hijau, teknologi informasi, layanan cloud, transportasi, konstruksi, dan industri lainnya.
Meskipun nilai perjanjian tidak ditentukan, laporan sebelumnya menyatakan bahwa kedua negara akan menandatangani perjanjian senilai US$30 miliar atau setara dengan Rp467,670 triliun.
Menurut Mao Ning, juru bicara kementerian luar negeri China, selama kunjungannya Xi akan mengadakan diskusi bilateral dengan Arab Saudi.
Riyadh kemudian akan menjadi tuan rumah pertemuan dengan para pemimpin Arab dan pertemuan yang lebih besar dari pemerintah Teluk Arab yang akan menandai tonggak penting dalam sejarah perkembangan hubungan China-Arab.
Arab Saudi adalah pemasok minyak terbesar China, dan kunjungan Xi datang pada saat negara-negara Barat telah menetapkan batas atas harga pasokan minyak Rusia, yang telah meningkatkan volume ke China pada potongan harga minyak.
China adalah konsumen energi terbesar di dunia, yang juga merupakan mitra dagang penting bagi produsen minyak dan gas Teluk.
Perjalanan ini hanyalah yang ketiga kalinya Presiden Xi ke luar negeri sejak wabah virus corona dimulai dan yang pertama ke negara pengekspor minyak terbesar sejak 2016.