AS Sebut China Bakal Punya 1.500 Hulu Ledak Nuklir pada 2035

Bendera China.
Sumber :

VIVA Dunia – Amerika Serikat (AS) mengklaim bahwa China kemungkinan akan memiliki persediaan 1.500 hulu ledak nuklir, pada tahun 2035 jika terus mempercepat pembangunan nuklirnya saat ini. Hal tersebut dinilai dari sebuah laporan yang dirilis oleh Pentagon, pada hari Selasa, 29 November 2022.

Harga Emas Hari Ini 23 Desember 2024: Produk Global Bervariasi, Antam Tak Berubah

Angka tersebut menggarisbawahi meningkatnya kekhawatiran AS tentang niat China untuk memperluas persenjataan nuklirnya, meskipun dengan laporan tersebut tidak menunjukkan bahwa China sedang mempercepat laju pengembangan hulu ledaknya.

"Mereka memiliki penumpukan hulu ledak nuklir yang cepat dan terlalu besar untuk dirahasiakan,” kata seorang pejabat senior pertahanan AS saat jumpa pers tentang laporan tahunan Pentagon mengenai militer China.

Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp 16.153 Per Dolar AS Terdorong Hal Ini

VIVA Militer: Rudal balistik nuklir Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)

Photo :
  • The Drive

Melansir dari The Sundaily, Rabu, 30 November 2022, laporan tersebut, yang mencakup kegiatan pada tahun 2021, mengatakan bahwa China saat ini memiliki persediaan nuklir lebih dari 400 hulu ledak.

Israel Kelabakan Lawan Houthi, AS Murka Bantu Gempur Ibu Kota Yaman

Proyeksi Pentagon untuk persenjataan nuklir China sebanyak 1.000 hulu ledak pada tahun 2030 tetap tidak berubah, kata pejabat itu. 

Dia juga menambahkan bahwa proyeksi untuk tahun 2035 didasarkan pada kecepatan ekspansi yang tidak berubah.

China mengatakan persenjataannya dikerdilkan oleh Amerika Serikat dan Rusia, dan Beijing siap untuk berdialog jika Washington mengurangi cadangan nuklirnya.

Amerika Serikat memiliki persediaan sekitar 3.700 hulu ledak nuklir, yang sekitar 1.740 telah dikerahkan, menurut think-tank Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI).

Pemimpin China Xi Jinping mengisyaratkan selama Kongres Partai Komunis pada bulan Oktober bahwa China akan memperkuat pencegah strategisnya, sebuah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan senjata nuklir.

Laporan tersebut menegaskan kembali kekhawatiran tentang meningkatnya tekanan oleh Beijing terhadap Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri.

Pejabat AS mengatakan Washington tidak melihat invasi China ke Taiwan dalam waktu dekat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya