Ukraina Geledah Gereja Ortodoks di Bawah Patriarki Moskow, Rusia Marah
- AP Photo/Evgeniy Maloletka.
VIVA Dunia – Layanan kontra-intelijen Ukraina, petugas polisi dan Garda Nasional negara itu, pada Selasa 22 November 2022, menggeledah salah satu situs Kristen Ortodoks paling terkenal di ibu kota Kiev, setelah seorang pendeta berbicara positif tentang Rusia soal penyerbu Ukraina selama kebaktian.
Kompleks itu merupakan bangunan bersejarah dan menjadi pusat sayap Gereja Ortodoks Ukraina dukungan Rusia yang berada di bawah Patriarki Moskow. Pencarian di kompleks biara Pechersk Lavra sangat tidak biasa.
Katedral, gereja, dan bangunan lainnya di kompleks itu adalah situs Warisan Dunia yang terdaftar di UNESCO. Tempat itu telah menjadi situs ziarah selama berabad-abad.
Melansir AP, pencarian dimotivasi oleh kecurigaan dinas keamanan terhadap kemungkinan operasi rahasia Rusia di kompleks tersebut.
Otoritas Ukraina mengatakan petugas sedang mencari senjata tersembunyi atau warga negara asing dan intelijen potensial. Dikatakan situs lain juga sedang digeledah di wilayah Rivne, 240 kilometer (150 mil) barat Kyiv.
Di Rusia, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menuduh pihak berwenang Ukraina "melancarkan perang terhadap Gereja Ortodoks Rusia". Dia menggambarkan penggerebekan itu sebagai "sebagai mata rantai lain dalam rantai tindakan agresif terhadap Ortodoksi Rusia ini."
Merenspons hal itu, Kementerian Luar Negeri Rusia pada Rabu 23 November 2022 mengkritik Ukraina sebagai "tak bertuhan", "liar" dan "tak bermoral" atas penggerebekan di Gereja Kristen Ortodoks di Kiev. Dinas keamanan (SBU) dan polisi Ukraina menggerebek kompleks Pechersk Lavra atau Gereja Gua di Kiev yang berusia 1.000 tahun pada Selasa pagi sebagai bagian dari operasi untuk melawan dugaan "aktivitas subversif oleh pasukan khusus Rusia", kata SBU.
Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari dengan dalih melakukan "operasi khusus" untuk melucuti militer negara tetangganya itu. Ukraina dan Barat menyebut dalih itu sebagai pembenaran perang yang telah menewaskan ribuan orang, mengusir jutaan lainnya, dan menghancurkan kota-kota.
Pada Rabu, Juru Bicara Kemenlu Rusia Maria Zakharova mengatakan penggerebekan itu tidak dapat dibenarkan. "Ini adalah bagian lain dari tindakan yang sangat tak bermoral dan liar dari rezim Kiev."
Gereja Ortodoks Rusia mengatakan pada Selasa bahwa penggerebekan itu merupakan "aksi intimidasi"