Ukraina Tuduh Rusia Jadikan Musim Dingin Sebagai Alat Pembunuh Massal
- AP Photo/Aurel Obreja.
VIVA Dunia – Ukraina menuduh Rusia menggunakan musim dingin sebagai senjata pemusnah massal, karena pasukan Moskow menggunakan rudal untuk terus-menerus menyerang infrastruktur energi Kiev.
Pasukan Rusia, yang harus secara memalukan menarik pasukan dari kota Ukraina awal bulan ini, telah menembakkan proyektil ke sistem energi Kiev dalam beberapa pekan terakhir dalam upaya untuk melumpuhkan Ukraina yang dilanda perang itu. Pejabat Kiev yakin hampir setengah dari sistem energi Ukraina mati, dan jaringan listrik mengalami pemutusan total menjelang bulan-bulan yang lebih dingin.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada hari Selasa, 22 November 2022, menyalahkan pasukan Rusia karena menggunakan musim dingin sebagai cara untuk meneror penduduk yang tersisa.
"Kremlin ingin mengubah dinginnya musim dingin ini menjadi senjata pemusnah massal," katanya dalam pertemuan walikota Prancis melalui pesan video, dikutip dari Sky News, Rabu, 23 November 2022.
"Untuk bertahan hidup di musim dingin ini dan untuk mencegah Rusia mengubah dingin menjadi instrumen teror dan penundukan, kita membutuhkan banyak hal."
Presiden Zelensky memohon kepada Asosiasi Walikota Prancis untuk mengirim pasokan darurat. Suhu di sana sudah turun ke minus 3 derajat celsius pada malam hari. Generator adalah salah satu barang yang sangat dibutuhkan Ukraina, serta dukungan untuk operasi de-mining, dan peralatan medis mendesak untuk petugas medis dan layanan darurat.
10 juta penduduk Ukraina tidak ada listrik
Diperkirakan sekitar 10 juta orang Ukraina tidak memiliki listrik, dan beberapa kota kecil serta desa-desa mengalami pemadaman listrik untuk menghemat energi. Zelensky juga memohon kepada penduduk untuk mengurangi penggunaan listrik, jika mereka dapat melakukan pemadaman darurat yang lebih terkontrol untuk melindungi peralatan energi.
"Kerusakan sistematis pada sistem energi kita dari serangan teroris Rusia sangat besar, sehingga semua orang dan bisnis kita harus berhati-hati, dan mendistribusikan kembali konsumsi mereka sepanjang hari," tuturnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menandai ada kekhawatiran ancam jiwa pada jutaan penduduk, di saat perang memasuki bulan kesembilan minggu ini. Dr Hans Henri P. Kluge, Direktur Regional WHO untuk Eropa, mengatakan kerusakan infrastruktur energi sipil memiliki efek knock-on pada kesehatan masyarakat.
"Krisis energi yang menghancurkan, darurat kesehatan mental yang mendalam, kendala pada akses kemanusiaan dan risiko infeksi virus akan membuat musim dingin ini menjadi ujian berat bagi sistem kesehatan Ukraina dan rakyat Ukraina, serta bagi dunia, dan komitmennya untuk mendukung Ukraina,” katanya.
"Sederhananya, musim dingin ini adalah tentang bertahan hidup."
Dr Kluge juga mengkhawatirkan rumah sakit dan fasilitas perawatan kesehatan yang tidak lagi beroperasi penuh karena kekurangan bahan bakar, air dan listrik. Peralatan seperti inkubator untuk ruang bersalin, lemari es untuk bank darah, dan ventilator untuk tempat tidur perawatan intensif semuanya membutuhkan daya.
WHO memperkirakan dua hingga tiga juta orang Ukraina akan terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk mencari kehangatan dan keamanan, dengan suhu akan turun hingga minus 20 derajat celsius.