Potret Akrab PM Inggris Rishi Sunak dan PM Kanada Justin Trudeu Nongkrong Bareng di Bali

PM Kanada dan PM Inggris
Sumber :
  • AP

VIVA Dunia – Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menikmati bir Bintang sementara Rishi Sunak menikmati jus mangga, di sela-sela acara yang dihadiri para pemimpin dunia di KTT G20 hari ini. 

President Prabowo Aims to Transform North Bali into The New Singapore

Kedua Perdana Menteri tersebut nenyempatkan nongkrong bersama, terlihat santai sambil menikmati minuman dan makanan ringan sambil mengobrol di Bumbu Bali Arts Cafe pada Selasa malam, 15 November 2022, melansir AP

PM Kanada dan PM Inggris

Photo :
  • AP
Kota Ternyaman untuk WFH di Indonesia

Sunak dan Trudeau disebut memesan sate campur ayam dan udang, ayam sambal matah, hingga mencoba krupuk emping dan lawar ayam.

Dalam pertemuan tersebut, Sunak berharap untuk menggunakan pertemuan negara-negara kuat di Bali untuk menopang dukungan untuk Ukraina melawan serangan Rusia.

Prabowo: Kita Harus Akui Korupsi Masih Terlalu Banyak, Seolah Diterima Jadi Kondisi Sehari-hari

Dia juga mencari titik temu tentang bagaimana mengimbangi dampak dari melonjaknya harga energi global terhadap perekonomian.

PM Kanada dan PM Inggris

Photo :
  • AP

PM Inggris baru tersebut bertanya kepada Trudeau tentang kunjungannya ke KTT ASEAN baru-baru ini dari negara-negara Asia Tenggara, mengatakan dia tertarik karena Inggris sekarang memiliki kecenderungan Indo-Pasifik untuk kebijakan luar negerinya.

Para pemimpin juga berbicara tentang kemungkinan aksesi Inggris ke pakta perdagangan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP), yang akan memungkinkan Inggris untuk bekerja lebih erat dengan ekonomi Lingkar Pasifik.

Rishi Sunak tiba di pulau Bali, Indonesia pada Senin sore, 14 November 2022, untuk menghadiri perhelatan KTT G20 yang diadakan 15-16 November 2022. 

Pembicaraannya dengan Trudeau adalah yang pertama dari serangkaian pertemuan yang direncanakan dengan para pemimpin.

PM Kanada dan PM Inggris

Photo :
  • AP

Acara ini tampaknya akan didominasi oleh dampak dari perang Ukraina, yang telah memperburuk tantangan ekonomi global, mendorong harga pangan dan energi di seluruh dunia.

Perpecahan atas konflik begitu dalam sehingga ada ketidakpastian mengenai apakah para pemimpin akan dapat menyetujui sebuah komunike.

Tidak akan ada kecaman atas invasi tersebut karena Rusia, anggota G20, tidak akan setuju untuk mengutuk dirinya sendiri.

Sementara para pemimpin Barat dengan suara bulat menegur Presiden Rusia Vladimir Putin atas konflik tersebut, beberapa negara G20 termasuk China dan India tetap netral.

PM Justin Trudeau dan PM Rishi Sunak ngebir bareng di Bali.

Photo :
  • twitter @kitty_donaldson

Sunak membuka kemungkinan bahwa dia bisa bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping di pertemuan ini.

Ditanya tentang kemustahilan yang nyata untuk bersama-sama mengkritik Moskow, Sunak mengatakan kepada para tamu di Hilton Bali: 'G7 adalah sekelompok demokrasi liberal yang berpikiran sama dengan nilai-nilai yang sama," ujarnya. 

"G20, harus kita akui, adalah kelompok yang berbeda. Tapi bukan berarti kita tidak boleh terlibat di dalamnya. Kita harus membuat suara kita didengar dan bekerja secara konstruktif dengan orang-orang di mana kita bisa membuat perbedaan bagi orang-orang di rumah juga." ujar PM keturunan India tersebut.

Pemimpin dunia hadiri KTT G20: Joe Biden, Xi Jinping, Rishi Sunak

Photo :

Sunak diketahui menggunakan sesi pleno pertama pada hari Selasa untuk menghadapi perwakilan Rusia, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, yang datang menggantikan Putin.

Dia berkata: 'Saya akan menggunakan kesempatan ini untuk mengutuk perang Rusia yang bermusuhan dan ilegal di Ukraina.

"Dan saya tahu bahwa sekutu lain juga akan melakukannya karena itu benar, bahwa kami menyoroti apa yang sedang terjadi dan meminta pertanggungjawaban Rusia untuk itu dan saya tidak akan segan-segan melakukan itu."

Dia mengatakan dia juga akan menggunakan KTT untuk membangun "hubungan yang kuat dengan para pemimpin lain seperti Presiden Biden dari Amerika dan perdana menteri Jepang, Australia, dan India"

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya