Sandiaga Ungkap Moment Jokowi Ajak Kepala Negara G20 Lepas Jas saat Makan Siang

Presiden Jokowi dan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva.
Sumber :
  • VIVA/Natania Longdong.

VIVA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan, alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para pemimpin negara G20 membuka jas saat jamuan makan siang.

Ucapan Selamat Jokowi setelah Khofifah-Emil Menang Versi Quick Count

Sandiaga mengatakan, presiden dan beberapa pimpinan negara membuka jas sebab cuaca Bali, sedang dalam kondisi yang bagus.

"Bapak Presiden sarankan meninggalkan jas karena cuaca cerah saat menuju ruangan makan siang. Itu beberapa pemimpin copot jasnya, copot dasi ikut anjuran presiden," kata Sandiaga dalam konferensi pers, Selasa 15 November 2022.

Demokrasi dalam Arus Globalisasi: Negara Modern hingga Pemerintahan Kosmopolitan

Sandi mengungkapkan, saat jamuan makan siang yang dilakukan presiden, tersedia berbagai makanan. Diketahui makanan yang disediakan mulai dari Aceh hingga Papua.

Menparekraf Sandiaga Uno.

Photo :
  • Anisa Aulia/VIVA.
Ahmad Luthfi-Taj Yasin Kalah di Tempat Jokowi Nyoblos

"Jenis makan ini beragam tapi banyak pilihan sayur-sayuran dari Indonesia," ujarnya.

Usai melakukan makan siang Sandi mengatakan, Presiden dan para pimpinan G20 kembali meneruskan rangkaian agenda KTT.

"Kebetulan makan siang ini baru saja berakhir dan para pemimpin ini meneruskan KTT. Saya lihat juga di sana intervensi-intervensinya beberapa lewat dari waktu 3 menit jadi sedikit mundur dari rencana makan siang," ujarnya.

Sementara itu, Sandiaga juga mengungkapkan Selasa malam nanti, kepala negara anggota G20 akan mengenakan pakaian adat maupun pakaian nasional. Di mana pakaian itu nantinya digunakan oleh para kepala negara saat menghadiri makan malam.

Sandiaga Uno.

Photo :
  • Istimewa

"Nanti malam ada dua pilihan (untuk pakaian), nanti bebas, tapi ada pakaian adat yang disiapkan, nanti ini surprise," kata Sandi.

Sandi menambahkan bahwa jika kepala negara mengenakan pakaian adat atau pakaian nasional Indonesia, maka hal itu akan memberikan dampak bagi penjualan pakaian di Indonesia.

"Kalau mereka pakai penjualannya (pakaian adat atau nasional) akan cepat, luar biasa," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya