Gegara Jadi Imam Sholat, 4 Pemuka Agama Islam di Penjara di Arab Saudi

Masjidil Haram
Sumber :
  • Tangkapan Layar

VIVA Dunia – Penceramah sekaligus imam ternama Arab Saudi yang bernama Abdullah Basfar sempat menjadi sorotan publik setelah dijatuhi hukuman penjara selama 12 tahun. Belakangan, Saudi memang sering menangkap beberapa tokoh agama untuk menekan ekstremisme di negara tersebut. 

Tapi, beberapa pihak menilai bahwa langkah tersebut sebagai upaya kerajaan dalam memberantas oposisi dan usaha untuk menghapus identitas religius di Saudi. Terlepas dari hal tersebut, berikut adalah deretan beberapa tokoh agama di Arab Saudi yang mendapat hukuman penjara. 

1. Abdullah Basfer

Hagia Sophia

Photo :
  • Instagram @masjid_hagia_sophia

Sebelum dijatuhi hukuman penjara, Basfar pernah memimpin sholat di lapangan Masjid Hagia Sophia pada tahun 2014 silam. Ketika itu, Hagia Sophia masih belum diizinkan sebagai masjid oleh pemerintah Turki. Kemudian, pihak berwenang Saudi menangkap ulama itu dan sejauh ini belum ada alasan terkait penangkapan itu. Namun, beberapa pihak mengira karena sholat itu. 

"(Basfar) didakwa dengan konteks menerima undangan untuk mengimami salat di lapangan Masjid Hagia Sophia di Turki," ungkap keterangan resmi organisasi hak asasi manusia di Arab Saudi, Prisoners of Conscience, yang dilansir dari English Al Arabiya.

2. Sheikh Saleh Al-Talib

Ribuan Warga Kota Bogor Gelar Doa Bersama untuk Kesuksesan Dedie-Jenal dalam Pilkada 2024

Suasana salat subuh di Masjidil Haram Mekah Arab Saudi

Photo :
  • Reasahalharamain

Mantan imam Masjidil Haram, Sheikh Saleh Al-Talib, mendapatkan hukuman bui selama 10 tahun dari pengadilan Banding Saudi belakangan ini lantaran ceramahnya yang menentang kebijakan Kerajaan. Kronologi kejadian tersebut berawal ketika Al-Thalib menyampaikan ceramah pada 2018 lalu. 

Bikin Syok Dengar Curhatan Lina Mukherjee Usai Bebas dari Penjara, Sempat Alami Rasa Mati Suri

Dalam ceramahnya itu, Al-Thalib menentang kebijakan Kerajaan Saudi yang mengizinkan percampuran laki-laki dan perempuan di ruang publik. Pada saat itu, Kerajaan mengesahkan undang-undang yang boleh mencampurkan laki-laki dan perempuan di dalam ruang publik. Ia juga menyampaikan kewajiban umat Islam untuk menentang kejahatan di muka umum. 

Usai empat tahun Saudi membui Al Thalib, aktivis setempat juga meminta pihak berwenang untuk membebaskan dia. Mereka menggalang solidaritas dan menggemakan tagar “Empat tahun sejak penangkapan imam Masjid Suci,” demikian dilansir dari Middle East Monitor. Pengadilan akhirnya memutuskan untuk membebaskan dia dari dakwaan. 

Seperti Roberto Mancini, Herve Renard Terancam Jadi Tumbal Timnas Indonesia

3. Sheikh Salman Al-Awda

Kepala Biro Politik Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar bertemu Menlu Qatar

Photo :
  • Qatar News Agency/Handout via REUTERS/HP/djo (VIA REUTERS/QNA)

Ulama ternama lain di Arab Saudi, Sheikh Salman Al-Awda juga dibui lantaran mendukung rekonsiliasi kerajaan dengan Qatar. Amnesty Internasional di Timur Tengah mengatakan, Awda ditangkap pada September 2017 silam. Berdasarkan lembaga pemerhati hak asasi manusia itu, Awda ditangkap tidak lama setelah menyampaikan dukungan pada rekonsiliasi Qatar-Saudi. 

Kemudian, pada Juni 2017, Saudi memutuskan hubungan diplomatik, ekonomi, dan segala akses perhubungan dengan Qatar. Kerajaan menganggap bahwa Doha mendukung aktivitas teroris dan radikalisme yang mengancam kawasan. Menurut kerabat Awda. Saudi meminta ulama itu untuk mendukung kebijakan pemerintah, tapi dia menolak. 

4. Sheikh Suleiman Dweesh

Putera Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman

Photo :
  • Middle East Eye

Saudi juga menangkap ulama besar Sheikh Suleiman Dweesh setelah mengunggah kritik mengenai pemimpin de facto Putra Mahkota, Mohammed bin Salman pada April 2016 silam. Dua tahun berlalu, Dweesh meninggal lantaran diduga disiksa selama di dalam penjara, menurut Middle East Monitor. 

Sejumlah pihak menilai bahwa otoritas Saudi tidak memperlakukan dengan manusiawi terhadap Dweesh. Sejak MbS menjadi pemimpin, kelompok hak asasi manusia menyoroti kebiasaan ekspresi yang semakin sulit dilakukan di Saudi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya