Putin Akan Hentikan Pengiriman Gandum Jika Ukraina Lakukan Hal Ini
- usni.org
VIVA Dunia – Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu, 2 November 2022 waktu setempat, mengancam akan meninggalkan kesepakatan gandum Ukraina lagi jika Kiev melanggar jaminan keamanan. Hal itu disampaikan oleh Putin beberapa jam setelah Rusia mengatakan akan bergabung kembali dengan perjanjian itu.
"Rusia memiliki hak untuk meninggalkan perjanjian ini jika jaminan dari Ukraina ini dilanggar," kata Putin dalam komentar yang disiarkan televisi, dikutip dari NDTV, Kamis, 3 November 2022.
Namun dia menambahkan bahkan jika Moskow mundur lagi, itu tidak akan mengganggu pengiriman gandum dari Ukraina ke Turki.
Dia menunjuk ke netralitas Turki, yang merupakan peluang industri pengolahan biji-bijian republik Turki, dan upaya mediasi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebagai alasan untuk sikap Moskow. Putin berbicara dengan Erdogan sebelum Rusia mengumumkan akan memasuki kembali kesepakatan itu.
Kepala Kremlin juga mengatakan bahwa bahkan jika Rusia menarik diri dari kesepakatan itu lagi, bisa akan mereka akan terus mensuplai seluruh volume (gandum) yang sejauh ini telah dikirim dari wilayah Ukraina ke negara-negara termiskin secara gratis.
Rusia melanjutkan partisipasinya dalam kesepakatan yang ditengahi PBB sebelumnya pada hari Rabu, dengan mengatakan telah menerima jaminan keamanan tertulis dari Ukraina tentang demiliterisasi koridor maritim.
Pengumuman itu muncul empat hari setelah pihaknya menangguhkan bagiannya dalam perjanjian atas serangan pesawat tak berawak terhadap Armada Laut Hitam di Krimea yang dicaplok Moskow.
Kemudian pada hari itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko mengatakan bahwa Kremlin belum memutuskan apakah itu tetap menjadi bagian dari kesepakatan setelah 18 November 2022 mendatang.
Kesepakatan yang ditengahi oleh Turki dan PBB untuk membuka ekspor biji-bijian ditandatangani antara Rusia dan Ukraina pada bulan Juli. Hal itu akan diperbarui pada 19 November.
"Perpanjangan kesepakatan adalah masalah terpisah dan keputusan itu akan dibuat dengan mempertimbangkan semua faktor yang menyertainya," kata Rudenko seperti dikutip oleh kantor berita negara RIA Novosti.
Dia mengisyaratkan ketidaksenangan Moskow dengan implementasi kesepakatan itu. "Sayangnya, kami melihat disproporsi besar-besaran di sini," pungkasnya.