Potret Barang-Barang Peninggalan Korban Tragedi Pesta Halloween di Itaewon Dikumpulkan

Barang-barang korban tragedi pesta Halloween di Itaewon
Sumber :
  • AFP

VIVA Dunia – Kacamata pecah, sebuah boneka mainan kotor, topeng hingga paspor; adalah empat dari ratusan barang yang dikumpulkan pihak berwajib Korea Selatan, dari korban tragedi pesta Halloween di Itaewon, Seoul. 

KKB Bakar Gedung SMP di Distrik Sinak Papua Tengah setelah Tembak Dua Pengemudi Ojek

Meansir AFP, puing-puing dari barang pribadi yang rusak dan kotor tersebut dikumpulkan, telihat sedih dan pedih sebagai saksi dari kehidupan muda yang hilang.

Lebih dari 150 orang, sebagian besar pengunjung pesta berkostum berusia 20-an, tewas dalam insiden yang seharusnya menjadi malam perayaan Halloween, pascapandemi di distrik kehidupan malam Itaewon, Seoul yang populer Sabtu lalu 29 Oktober 2022. 

Polisi Ungkap Modus Peminjam Bawa Kabur Duit Anak Usaha KoinWorks

Barang-barang korban tragedi pesta Halloween di Itaewon

Photo :
  • AFP

Polisi mengumpulkan lebih dari 1 ton barang dari tempat kejadian dan memajangnya di area olahraga umum, yang juga digunakan untuk menyimpan para mayat korban dari bencana.

Polisi Blak-Blakan Soal Peminjam Bawa Kabur Duit Anak Usaha KoinWorks

Ruangan yang luas sekarang dipenuhi dengan baris demi baris barang-barang yang dulu berharga, ditata dengan rapi, masing-masing ditandai dengan Post-it note dan nomor identitas.

Keluarga, yang mengadakan pemakaman minggu ini, sekarang dapat datang dan mengumpulkan sis barang-barang orang yang mereka cintai.

Sebagian besar korban tewas terjebak di gang sempit. Saksi mata menggambarkan bagaimana, tanpa polisi atau kontrol massa yang terlihat, pengunjung pesta yang bingung didorong dan mendorong, tidak menyadari bahwa orang-orang jatuh hanya untuk diinjak-injak dan diremukkan sampai mati.

Barang-barang korban tragedi pesta Halloween di Itaewon

Photo :
  • AFP

Ketika petugas tanggap darurat mencapai tempat kejadian dan berhasil menarik korban keluar dari tkp yang rusuh, sepatu hilang dan pakaian robek untuk memungkinkan resusitasi kardiopulmoner atau CPR dilakukan.

Polisi telah meletakkan sekitar 260 item pakaian di area itu, termasuk potongan kostum Halloween, dan 256 pasang sepatu. Banyak barang yang rusak, tertutup kotoran, atau berlumuran darah kering.

Seorang pria, tampak terguncang, mencengkeram sepotong pakaian di dadanya saat dia berjalan berkeliling, melihat-lihat sisa bencana: Foto-foto konyol dari dompet yang hilang, jam tangan, wig Halloween.

Barang-barang korban tragedi pesta Halloween di Itaewon

Photo :
  • AFP

"Beberapa anggota keluarga datang dan pergi sambil menangis dengan barang-barang orang yang mereka cintai," kata seorang petugas di tempat kejadian kepada AFP.

Seorang reporter AFP melihat sekitar 20 set headphone Apple AirPods dan banyak jam tangan pintar, beberapa dengan tali robek.

Setiap barang diberi label dengan hati-hati, beberapa dengan nama mendiang pemiliknya.

"Kami mengumpulkan sebanyak mungkin barang untuk berjaga-jaga jika itu milik para korban," kata Jang Young-sik, seorang petugas di Badan Kepolisian Metropolitan Seoul. 

Barang-barang korban tragedi pesta Halloween di Itaewon

Photo :
  • AFP

Setidaknya 26 korban adalah warga negara asing, dari lebih dari selusin negara yang berbeda termasuk Iran, Amerika Serikat dan Prancis.

Salinan The Adventures of Sherlock Holmes berbahasa Rusia termasuk di antara barang-barang tersebut. Kedutaan Moskow di Seoul mengatakan bahwa tiga wanita muda Rusia tewas dalam bencana tersebut.

Tetapi sebagian besar korban adalah anak muda Korea berusia 20-an, anggota dari generasi yang telah mengalami gangguan studi selama dua tahun selama pandemi COVID-19.

Buket bunga sebagai ucapan duka cita tragedi Halloween di Itaewon, Seoul, Korsel

Photo :
  • AP Photo/Ahn Young-joon

Acara Halloween Itaewon akan menjadi kesempatan pertama bagi banyak anak muda untuk berpesta dengan teman secara langsung selama bertahun-tahun kehidupan di rumah. Itu malah berakhir dengan tragedi kehidupan muda yang dipersingkat.

"Dari Juni sampai November, kelas jam 9," kata sebuah kertas Post-it yang menempel di buku catatan siswa yang sudah usang, halaman-halamannya kusut dan ditandai dengan jejak kaki yang kotor.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya