Geram! Ini 3 Fakta Warga Korea Selatan Boikot Roti Paris Baguette
- ANTARA
VIVA Dunia – Warga Korea Selatan memboikot Paris Baguette dan perusahaan induknya, SPC, yang berdampak pada penurunan penjualan. Hal itu bermula dari insiden kematian seorang karyawan di pabrik roti Paris Baguette saat bekerja setelah dia terjebak dalam mesin. Tubuh korban baru ditemukan keesokan paginya.
Bukan sure sure, pihak pabrik langsung memerintahkan karyawan lain untuk bekerja kembali setelah penemuan jasad rekan kerja mereka. Menurut laporan, karyawan tetap bekerja hanya beberapa jam setelah kejadian tragis tersebut.
Warganet tak terima dengan sikap perusahaan yang dianggap tak berempati. Mereka lalu memboikot toko pastry itu. Untuk meredakan warga, CEO SPC Hu Young Dalam meminta maaf secara terbuka kepada warga Korea. Ia menyatakan akan bertanggung jawab penuh atas insiden tersebut.
Menurut laporan berita, boikot Paris Baguette sudah menghasilkan hasil. Seorang karyawan Paris Baguette mengklaim bahwa beberapa toko SPC mengalami penurunan bisnis hingga 30 persen sejak boikot.
Dampak Boikot
Sebelumnya, seperti dilansir dari VICE World News, dilaporkan konsumen Korea Selatan mendesak untuk memboikot Paris Baguette. Jaringan toko roti itu dikecam usai seorang stafnya tewas di tempat kerja.
Karyawan 23 tahun itu melaporkan mengoperasikan mesin pencampur saus sendiri ketika shift malam pada 14 Oktober 2023 di salah satu pabrik perusahaan. Saat bekerja, ia dikatakan "tertarik ke dalam alat tersebut dan tubuhnya hancur di mesin keesokan harinya" oleh rekan-rekannya.
Pabrik tetap melanjutkan produksi keesokan harinya. Sementara itu, karyawan yang melihat dan menarik tubuh rekan kerja mereka yang hancur dari mesin yang dibutuhkan untuk bekerja di sebelah lokasi kecelakaan.
Tanggapan tak berperasaan dan dugaan penyimpangan, yang mana kritikus mengatakan mesin itu seharusnya dioperasikan dua orang, memicu protes dan seruan boikot di Korea Selatan, bukan hanya pada Paris Baguette, tapi juga perusahaan induknya, SPC Group.
"Jangan pernah membeli atau pergi ke SPC Perusahaan pembunuh!" sebut Konfederasi Serikat Buruh Korea, pusat serikat pekerja nasional di Korea Selatan, di akun Twitter resmi mereka.
Unggahan dengan frasa, seperti "Boikot SPC," "Perusahaan pembunuh SPC," dan "Gerakan larangan membeli" jadi tren di Twitter Korea Selatan, dengan beberapa unggahan mengumpulkan kumpulan retweet.