Bukan PM Inggris, Ini 5 Pemimpin Negara dengan Masa Jabatan Tersingkat di Dunia
- AP Photo/Alberto Pezzali
VIVA Dunia – Pengunduran diri Liz Truss sebagai perdana menteri menunjukkan bahwa Inggris sekarang memiliki lima perdana menteri berbeda-beda dalam tempo enam tahun lebih sedikit. Tapi ternyata silih berganti pucuk pimpinan di Inggris itu bukan bukan rekor tercepat di dunia loh.
Misalnya, Argentina mengalami pergantian lima presiden dalam kurun waktu dua minggu saja. Meskipun masa jabatan Truss sebagai perdana menteri Inggris hanya 45 hari lamanya, tapi hal itu tercatat sebagai jabatan paling singkat dalam sejarah politik Inggris, masa jabatan itu tergolong lama dibandingkan dengan jumlah lain di dunia.
Lalu, pemimpin negara mana saja yang memiliki masa jabatan tersingkat di dunia? Simak ullasan Viva yang dirangkum dari berbagai sumber sebagai berikut.
1. Joseph Goebbels, Kanselir Nazi Jerman Semalam
Joseph Goebbels dikenang sebagai menteri propaganda Jerman selama kekuasaan Nazi (1933-1945). Tapi tak banyak orang tahu bahwa dia juga sempat menduduki posisi paling tinggi meskipun hanya sehari.
Ini terjadi pada 30 April 1945, ketika pemegang jabatan saat itu Adolf Hitler melakukan bunuh diri di ruang bawah tanah di Berlin pada hari-hari Terakhir Perang Dunia II di Eropa. Sebagai orang nomor dua setelah Hitler, Goebbels naik menjadi kanselir, tapi dia bersama istrinya juga kemudian melakukan bunuh diri setelah meracuni enam anak mereka dengan sianida.
2. William Henry Harrison, Sebulan di Gedung Putih
William Henry Harrison (1773-1841), yakni sebagai presiden Amerika Serikat (AS) pertama yang meninggal dunia ketika masih menjadi presiden dengan masa jabatan paling singkat. Mantan perwira militer itu baru jatuh sakit selama 21 saat ia mulai menjabat, karena pneumonia dan meninggal dunia pada usia 68.
3. Gonta-ganti presiden Argentina
Argentina mengalami situasi yang parah pada Desember 2001, krisis ekonomi menyulut protes jalanan yang mengejar ketertinggalan. Sekurang-kurangnya 25 orang meninggal dunia. Kekacauan politik yang terjadi sebelum menyebabkan Presiden Fernando de La Rua mundur pada 20 Desember 2002.
Apa yang terjadi setelah itu adalah keruntuhan politik yang beruntun, dengan terjadinya perpindahan 5 kali pemimpin dalam kurun waktu 2 minggu. De La Rua dipilih oleh pemimpin yang berkuasa di Senat, Ramon Puerta. Seharusnya sudah wakil presiden posisikan presiden tapi wapres terlebih dahulu.
Dua hari kemudian, Puerta meninggalkan jabatannya karena Kongres Argentina Adolfo Rodriguez Saa menunjuk menempati Casa Rosada, kantor kepresidenan. Tapi Saa juga mundur hanya dalam tempo seminggu setelah kebijakan ekonomi darurat yang diusungnya tidak banyak mendapat dukungan.
Undang-undang, Puerta seharusnya kembali, tapi dia menolak, dan mundur sebagai pemimpin Senat. Lalu Ketua DPR Eduardo Camano naik menjadi presiden, presiden keempat. Tiga hari kemudian, dia mundur dan didukung oleh presiden pilihan Kongres, Eduardo Duhalde, yang bertahan sampai pemilu 2003.
4. Atal Behari Vajpayee , Memimpin India kurang dari Dua Minggu
Mantan Perdana Menteri India Atal Behari Vajpayee memegang rekor perdana menteri paling singkat. Dia hanya berkuasa selama 13 hari pada tahun 1996 setelah gagal bertemu dengan hasil pemilihan parlemen.
Dia kembali berkuasa pada 1998, tapi hanya bertahan selama 13 bulan karena menyaksikannya pecah dan parlemen yang dibubarkan. Namun, partai pimpinan Vajpayee, BJP, kembali berkibar dalam pemilu berikutnya, dan menjadi perdana menteri untuk masa jabatan ketiga antara 1999 hingga 2004.
5. Siaka Stevens , Dilantik dan dilengserkan pada hari yang sama
Siaka Stevens tercatat sebagai perdana menteri Sierra Lione dengan masa jabatan tersingkat dan sekaligus presiden dengan masa jabatan terlama dalam sejarah Sierra Leone. Terpilih dalam pemilihan yang sengit pada 1967, dia dilengserkan dan ditangkap dalam kudeta militer di hari yang sama dengan pelantikannya.
Dengan demikian, Steven, kembali ke puncak kekuasaan setahun setelah pemerintahan militer dan kemudian sebagai presiden mulai dari 1971 hingga 1985. Pemerintahannya terkena dengan kediktatoran dan berbagai pelanggaran hak asasi manusia serta pelanggaran pemilu.