Media China Serukan Kemerdekaan Taiwan Perlu Ditiadakan
- AP Photo/Johnson Lai
VIVA Dunia – Media pemerintah China mengatakan dalam sebuah artikel pada Jumat, 21 Oktober 2022 bahwa kemerdekaan Taiwan perlu dihilangkan karena retorika seputar Taiwan telah meningkat dalam beberapa hari terakhir.
The China Daily menulis bahwa penyatuan kembali kedua belah pihak melintasi Selat Taiwan lebih dari penyatuan kembali daratan dan pulau tersebut.
"Ini tentang penduduk Taiwan yang mengidentifikasi diri dengan bangsa China dan budaya China," kata artikel itu dikutip dari Newsweek, Sabtu, 22 Oktober 2022.
"Berdasarkan lebih dari 20 tahun pengalaman memerintah di wilayah administrasi khusus Hong Kong dan Makau, setelah mereka kembali ke tanah air, reunifikasi nasional yang lengkap membutuhkan integrasi sosial dan budaya dari kedua sisi Selat."
Oleh karena itu disebut dalam tulisan itu perlu untuk menghilangkan landasan politik, budaya dan material dari kemerdekaan Taiwan dan membangun sistem hukum yang mencerminkan kewenangan pemerintah pusat sehingga reunifikasi nasional menjadi permanen.
Sementara dalam pidato awal pekan ini, Presiden China Xi Jinping mengatakan China tidak akan pernah berjanji meninggalkan penggunaan kekuatan terhadap Taiwan meskipun dia mengatakan akan terus berjuang untuk terjadinya reunifikasi damai.
Sementara Taiwan telah mempertahankan pemerintahan yang terpisah dari China sejak 1949. Namun China mengklaim pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu sebagai bagian dari wilayahnya.
Setelah Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pada Agustus, ketegangan di Selat Taiwan meningkat.
Tahun ini, China memecahkan rekornya untuk jumlah penerbangan tahunan di sekitar Taiwan. Pada bulan Agustus saja, pesawat China terbang ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara Taiwan sebanyak 446 kali, menurut statistik Kementerian Pertahanan Taiwan.
Menanggapi pidato Xi yang mengisyaratkan China bisa saja menyerang Taiwan, Chen Ming-tong yang mengepalai Biro Keamanan Nasional Taiwan mengatakan bahwa China tidak memiliki peluang untuk memenangkan serangan bersenjata di Taiwan.
"Itu hanya akan membawa sanksi internasional terhadap mereka dan isolasi diplomatik," kata Chen-Ming-tong.
Chen menambahkan bahwa jika China menginvasi Taiwan maka hal itu akan merusak peremajaan besar bangsa China. Mereka akan menjadi pendosa bangsa China.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken juga mengatakan pada hari Senin bahwa ia berharap Beijing akan kembali ke tempat di mana benar-benar melihat manfaat dalam memastikan bahwa perbedaan diselesaikan secara damai. AS berharap tidak mencoba memaksakan sesuatu melalui paksaan apalagi melalui kekuatan paksa.