Alasan Tak Terelakkan yang Bikin PM Liz Truss Mundur

PM Inggris Liz Truss umumkan pengunduran diri
Sumber :
  • AP Photo/Alberto Pezzali

VIVA Dunia – Liz Truss menyatakan akan mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Inggris, hanya enam minggu sejak dilantik.

Menag Nasaruddin Berharap Peringatan Hari Ibu Jadi Penguatan Pemberdayaan bagi Perempuan

Berbicara di luar pintu kantor perdana menteri Downing Street Nomor 10, Truss mengakui bahwa dia tidak dapat memenuhi janji yang dibuatnya ketika dia mencalonkan diri sebagai pemimpin Konservatif, karena kehilangan kepercayaan dari partainya.

"Namun saya mengakui, mengingat situasinya, saya tidak dapat menjalankan mandat yang diberikan kepada saya oleh Partai Konservatif. Karena itu, saya telah berbicara dengan Yang Mulia Raja untuk memberi tahu dia bahwa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif," kata Truss, Kamis.

Malaysia Lanjutkan Pencarian Pesawat MH370

Proses pemilihan untuk pengganti Truss akan selesai pekan depan.

Truss merupakan perdana menteri yang terpendek masa jabatannya dalam sejarah Inggris, menggeser rekor George Canning yang melayani Inggris sebagai perdana menteri selama 119 hari pada tahun 1827, sebelum dia meninggal dunia.

Mobil Tabrak Kerumunan Pasar Natal di Jerman, 2 Orang Tewas

Sebelum pengumuman pengunduran diri Truss, para pejabat Partai Konservatif telah berkumpul di Downing Street, sementara semakin banyak anggota parlemennya sendiri yang meminta Truss untuk mundur.

Diangkat pada 6 September 2022, Truss terpaksa memecat menteri keuangan dan sekutu politik terdekatnya, Kwasi Kwarteng, dan meninggalkan hampir semua program ekonominya setelah rencana pemotongan pajak besar-besaran yang tidak didanai menghancurkan mata uang pound dan obligasi Inggris.

Sejak itu, peringkat persetujuan untuknya dan Partai Konservatif runtuh.

Pada Rabu (19/10), dia kehilangan menteri kedua dari empat menteri paling senior pemerintah, yaitu mantan Menteri Dalam Negeri Suella Braverman.

Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt sekarang berusaha untuk menemukan pemotongan pengeluaran puluhan miliar pound untuk mencoba meyakinkan investor dan membangun kembali reputasi fiskal Inggris saat ekonomi menuju resesi dan dengan inflasi pada level tertinggi dalam 40 tahun. (Ant/Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya