India Tutup Pabrik Obat Sirup yang Sebabkan Kematian 70 Anak Gambia

Ilustrasi sirup obat batuk anak.
Sumber :
  • iStockphoto.

VIVA Dunia – Organisasi Kesehatan Dunia mengaitkan sirup obat batuk buatan India dengan gagal ginjal akut, yang menyebabkan kematian hampir 70 anak di Gambia, Afrika Barat. Pihak berwenang India merespons laporan itu dengan menutup sebuah pabrik di dekat Delhi tempat obat-obatan itu dibuat. Tapi, mereka butuh waktu seminggu penuh untuk melakukannya.

Prabowo Jadi Tamu Kehormatan India Republic Day, Dubes Sandeep Temui Anindya Bakrie Bahas Persiapan

Melansir dari NPR, Kamis, 20 Oktober 2022, manufaktur pabrik dihentikan hanya setelah penyelidikan bersama antara otoritas pengatur obat negara bagian, dan federal mengungkap adanya 12 pelanggaran. Analisis laboratorium WHO mengatakan sirup obat batuk mengandung dietilen glikol dan etilen glikol dalam jumlah yang tidak dapat diterima, ini merupakan bahan kimia yang sering dimaksudkan untuk keperluan industri.

Perusahaan telah menanggapi dengan mempertahankan proses pembuatannya, dan regulator obat federal India telah membantah temuan WHO tersebut. Di masa lalu, sirup obat batuk telah dikaitkan dengan keracunan massal lainnya pada anak-anak di India serta negara-negara lain.

Ikut Ritual Aneh, Pria di India Tewas Karena Menelan Ayam Hidup-hidup

Logo WHO.

Photo :
  • WHO

Masalahnya, kata para aktivis, adalah kelemahan lama dalam mengatur industri farmasi India yang sedang booming. India mengekspor obat-obatan ke lebih dari 200 negara dan berkontribusi pada pasar obat generik yang besar di Amerika Serikat (AS).

KSAL Laksamana Muhammad Ali Terima Kedatangan Jenderal Perang Angkatan Laut India

Industri farmasinya adalah salah satu yang terbesar berdasarkan volume, dan memiliki omzet saat ini sebesar US$50 miliar atau setara dengan Rp778,62 triliun. Tetapi para kritikus mengatakan bahwa pengawasan pemerintah sangat kurang, yang dapat melahirkan kondisi yang mengarah pada pelanggaran berbahaya.

Itulah argumen yang dibuat oleh aktivis kesehatan masyarakat Dinesh S. Thakur dan pengacara Prashant Reddy T. dalam buku baru mereka The Truth Pill: The Myth of Drug Regulation in India. Pada tahun 2016, mereka membawa keprihatinan mereka tentang pembuatan obat-obatan ke Mahkamah Agung India, yang menolak petisi mereka.

Mereka mengajukan lebih dari 400 permintaan Undang-Undang Hak atas Informasi untuk mengumpulkan fakta sebanyak mungkin untuk buku mereka. Dalam sebuah wawancara dengan NPR melalui telepon dan email, Reddy dan Thakur membahas keadaan industri farmasi India.

Sebanyak 70 anak di Gambia yang kematiannya terkait dengan sirup obat batuk India telah menjadi berita utama internasional.

[dok. Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie bersama Duta Besar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty, usai menggelar audiensi di Menara Kadin Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis, 19 Desember 2024]

Ditunjuk Jadi Ketua Kamar Dagang India-Indonesia, Anindya Bakrie: Bagus Buat Indonesia!

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, mendapat kehormatan untuk menjadi Ketua Kamar Dagang India-Indonesia

img_title
VIVA.co.id
19 Desember 2024