RI Siapkan Ruang bagi Putin-Biden Jika Ingin Bicara Redakan Ketegangan
- AP Photo/Patrick Semansky
VIVA – Perang antara Rusia dan Ukraina akan menjadi isu yang menggelut di pertemuan KTT G20. Dalam pertemuan para pemimpin dunia tersebut Indonesia telah mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk menghadiri KTT G20 yang akan berlangsung di Bali pada November mendatang.
Dalam pertemuan puncak G20 tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia akan menjadi tempat bagi kedua negara yang sedang memanas terkait isu di Ukraina untuk pemimpinnya melakukan pertemuan termasuk pertemuan bilateral.
Oleh karenanya mengenai hal itu Indonesia telah menyiapkan ruang untuk Rusia dan AS apabila ingin melakukan pembicaraan. Indonesia selaku presidensi G20 juga akan siap memfasilitasi permintaan dari setiap negara.
“Tugas kita sebagai host kita akan memfasilitasi pertemuan bilateral setidaknya jika ada permintaan pertemuan tersebut, kita akan menyiapkan di ruang persidangan. Dan persiapannya baik dalam segi logistik dan keamannya semuanya kita fasilitasi,” ujar Co-Sherpa G20 Indonesia, Duta Besar Dian Triansyah Djani dalam press briefing di Jakarta, Kamis 13 Oktober 2022.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam konferensi pers melalui Zoom Meeting juga mengatakan bahwa sejauh ini Indonesia telah mengundang semua negara anggota G20 dan mendapatkan respon yang baik dari setiap negara, yang pemimpinnya akan menghadiri pertemuan tersebut.
“Sejauh ini kita tidak menerima respons negatif dari semua negara anggota G20 mengenai kehadiran leaders-nya,” kata Retno saat menjelaskan mengenai konfirmasi kedatangan para pemimpin dunia negara G20 di Bali.
Retno menekankan bahwa penyelenggaraan KTT G20 akan semakin sulit karena dunia sedang mengalami multiple crisis. Dia juga menambahkan bahwa pertemuan nanti perlu adanya inovasi dalam pembahasan cara-cara baru agar pembahasan berfungsi dengan semestinya.
“Sebagaimana yang terjadi pada pertemuan G20 tingkat menteri, dan bahkan di pertemuan multilateral lain akan penuh dengan dinamika, itu sudah pasti terjadi,” tutur Retno.
Menurut Retno, dalam kondisi normal saja tanpa ada konflik di antara negara, pertemuan G20 tetap dinilai tidak mudah. Oleh karena itu dalam kondisi dunia yang sedang dilanda banyak konflik jika sejumlah negara berbeda pandangan maka merupakan hal wajar.
Namun kata dia patut digarisbawahi bahwa meski KTT G20 akan berlangsung sulit di tengah konflik dunia yang terjadi, Indonesia selaku presidensi G20 berkomitmen pasti berpikir panjang untuk mencari solusi bersama yang hasilnya ditunggu oleh masyarakat dunia.