Strategi Baru Keamanan AS: Tiada Perang Dingin namun China-Rusia Ancaman Utama
- AP Photo/Lee Jin-man
VIVA Dunia – Gedung Putih pada Rabu, 12 Oktober 2022 menyampaikan bahwa pemerintah AS tak ingin menyebabkan konflik baru dan juga tak mau membuat fenomena baru bak Perang Dingin di tengah dunia yang rivalitasnya makin tinggi. Hal itu disampaikan Gedung Putih mengungkap gambaran umum strategi keamanan baru Amerika Serikat (AS) di kancah internasional.
"AS juga ingin menghindari dunia masuk dalam eskalasi kompetisi yang menyebabkan terjadinya blok-blok. Kami tak mau membuat konflik pula Perang Dingin baru. AS ingin mendukung setiap negara apakah kecil atau besar dan lemah atau kuat yang pasti untuk bisa membuat keputusan atas diri mereka sendiri. Inilah hal yang membedakan visi kami dengan para rival kami," kata Gedung Putih dalam pernyataan resmi sebagaimana dilansir dari Sputnik News.
Oleh karena itu AS akan memiliki strategi khusus dalam kompetisi global namun menolak hanya melihatnya sebatas antarnegara berkompetisi.
Strategi keamanan nasional AS diakui memandang China sebagai tantangan paling tinggi konsekuensinya secara geopolitik bagi AS dan kemudian Rusia juga. Draft strategi itu juga sempat disampaikan oleh anggota Dewan Keamanan Jake Sullivan pada saat konferensi pers.
Namun AS juga pada saat bersamaan meyakini bahwa pihaknya punya peluang untuk terus bekerja sama demi kebaikan kehidupan manusia dengan China yang memiliki banyak kekuatan. China diakui memiliki peran sentral dalam ekonomi global dan pula memiliki dampak signifikan dalam isu tantangan dunia seperti dalam hal memberi dampak di perubahan iklim dan kesehatan global. Termasuk soal Taiwan, AS tetap menyatakan akan bersedia memelihara keamanan dan kedamaian di Selat Taiwan. Dalam hal ini tetap mempertahankan One China Policy namun juga memegang Taiwan Relations Act.
Sementara dengan Rusia, AS dinilai akan sedia memainkan peran pragmatiknya.