Imbas Pandemi, Harapan Hidup di Singapura Menurun

Singapura.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Dunia –  Dampak pandemi COVID-19 rupanya membuat harapan kehidupan di Singapura menurun. Jumlah kematian di Singapura dari Januari 2020 hingga Juni 20222 dikabarkan mencapai angka 2.490, di mana hampir 60 persennya disebabkan oleh COVID-19 seperti yang dilansir dari South China Morning Post. 

PBB Sebut Warga Gaza Utara Hadapi Risiko Kematian akibat Penyakit dan Kelaparan

Pada tahun 2021, harapan hidup saat lahir adalah 83,5 tahun namun angka tersebut rupanya merosot dibandingkan tahun 2019 di umur 83,7 tahun. Sebagai rincian, 81,1 tahun untuk pria dan 85,9 tahun untuk wanita.

Hal tersebut menjadi pertama kalinya harapan hidup di Negeri Singa menurun sejak catatan pertama kali disimpan pada tahun 1957.

Isi Obrolan Wapres Gibran dengan PM Lawrence Wong

Ilustrasi Singapura.

Photo :
  • U-Report

Penurunan itu rupanya juga terjadi di Amerika Serikat dengan harapan hidup melandai dua tahun terbesar dalam satu abad karena pandemi COVID-19 dan epidemi overdosis opioid. 

Hebat! Pria Ini Bantu Ratusan UMKM di Tabalong Bebas dari Rentenir, Begini Caranya

Seorang juru bicara Departemen Statistik Singapura mengatakan tingkat kematian yang lebih tinggi karena pandemi telah menyebabkan harapan hidup menyusut pada tahun 2020 dan 2021. 

Harapan hidup saat lahir tidak memprediksi umur sebenarnya seseorang, tetapi memberikan indikasi umur panjang rata-rata penduduk Singapura. Harapan hidup dihitung berdasarkan angka kematian selama periode tiga tahun. 

Ilustrasi kesehatan di masa pandemi.

Photo :

Negara-negara di Asia Tenggara yang disebut-sebut wilayah dengan tingkat kematian COVID-19 terendah di dunia semakin melonggarkan perbatasan terlepas dari rata-rata infeksi harian yang meningkat. Belum lagi acara-cara dengan jumlah besar juga kembali diperbolehkan.  

Singapura sendiri dikabarkan akan memvaksinasi anak-anak berusia enam bulan sampai empat tahun, dengan mereka yang berusia 5 hingga 11 tahun diberikan vaksin booster. Mereka juga meluncurkan vaksin bivalen sebagai booster untuk masyarakat berusia 50 tahun ke atas atau bagi orang yang belum mencapai perlindungan vaksinasi minimum. 

Menteri Kesehatan Ong Ye Kung menyatakan Singapura siap meningkatkan langkah-langkah COVID-19 jika diperlukan untuk menurunkan tingkat infeksi dan melindungi yang tidak divaksinasi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya