Raja Salman Ikut Ucapkan Duka Untuk Tragedi Kanjuruhan Malang

VIVA Militer : Raja Salman dan Pangeran Mohammad bin Salman
Sumber :
  • twitter.com

VIVA Dunia – Raja Arab Saudi Salman dan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman turut mengucapkan belasungkawa dan ikut berduka cita atas tragedi Kanjuruhan yang terjadi di Malang, pada Sabtu, 1 Oktober 2022. 

Layanan Haji Sangat Memuaskan, Menag Yaqut: Diplomasi Baik Presiden Jokowi dan Raja Salman

Keduanya menyampaikan belasungkawa kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo, setelah ratusan orang tewas dalam insiden di sebuah stadion sepak bola.

"Kami telah mendengar berita tentang korban insiden berdesakan yang terjadi selama pertandingan sepak bola dan mengakibatkan kematian dan cedera," kata Raja Salman melansir dari Arab News, Rabu 5 September 2022. 

Bertemu Menag, Imam Masjid Nabawi Bawa Pesan dari Raja Salman

VIVA Militer : Raja Salman dan Pangeran Mohammad bin Salman

Photo :
  • twitter.com

"Kami mengirimkan kepada kalian, keluarga korban yang meninggal, dan rakyat Indonesia belasungkawa kami yang terdalam. Semoga Allah memberikan pemulihan yang cepat kepada yang terluka, dan melindungi Anda dan rakyat Indonesia dari semua hal buruk,” tambah pemimpin Arab Saudi tersebut.

Stadion Kanjuruhan Bisa Digunakan di Akhir Tahun 2024

Pangeran Mohammed bin Salman juga mengirim ucapan belasungkawa, di mana dia berharap agar yang terluka segera pulih.

Tragedi Kanjuruhan memang menyita perhatian dunia, tak hanya dari dunia sepakbola, namun juga para pemuka agama. Seperti Paus Fransiskus juga ikut mendoakan korban tragedi Kanjuruhan pada hari Minggu, 2 September 2022.

Tragedi Kanjuruhan Malang (Foto/VIVA.co.id)

Photo :
  • vstory

Insiden di Stadion Kanjuruhan Malang terjadi pada Sabtu malam, 1 September 2022. Dalam pertandingan tersebut, tim yang bermain adalah Arema vs Persebaya. Pertandingan itu dimenangkan oleh Persebaya dengan skor 3-2.

Selesai pertandingan, ada beberapa pendukung Arema masuk lapangan. Demi mencegah kerusuhan meluas, akhirnya aparat berwajib menembakkan gas air mata, yang sebenarnya dilarang digunakan oleh FIFA. Akibatnya 125 orang tewas dan ratusan lainnya menderita luka-luka.

Presiden Joko Widodo turun tangan dan langsung memerintahkan investigasi menyeluruh dan menghentikan lanjutan kompetisi sepakbola Liga 1.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya