Tersandung Kasus Pelecehan, Vatikan Larang Uskup Belo Temui Anak-anak

Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian
Sumber :
  • AP Photo/Bjoern Sigurdsoen

VIVA Dunia – Vatikan pada hari Kamis, 29 September 2022, telah memberlakukan sanksi kepada Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo atau Uskup Belo, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap remaja laki-laki.

Uskup Paskalis Syukur dari Bogor Tolak Diangkat sebagai Kardinal oleh Paus

Juru bicara Vatikan, Matteo Bruni mengatakan Vatikan telah menerima tuduhan terhadap Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo pada 2019, dan memberlakukan sanksi terhadapnya dalam waktu satu tahun – mungkin diperpanjang.

Dilansir Associated Press, sanksi atau pembatasan yang diberikan Vatikan kepada Uskup Belo itu antara lain, dilarang bepergian dan menjalankan pelayanannya. Ia juga dilarang melakukan kontak sukarela dengan anak-anak remaja atau Tanah Airnya di Timor Timur.

Polisi Beberkan Alasan Pelaku Pelecehan di Panti Asuhan Tangerang Jalani Tes Psikologi

Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian

Photo :
  • AP Photo/Firdia Lisnawati

Bruni menjelaskan bahwa langkah-langkah pembatasan itu telah 'dimodifikasi dan diperkuat' pada November 2021, dan Uskup Belo telah menerima sanksi tersebut.

Kronologi Guru SMK di Jakut Lakukan Pelecehan Seksual ke Belasan Siswinya

Kendati demikian, Vatikan tidak memberikan penjelasan mengapa St. Yohanes Paulus II mengizinkan Belo mengundurkan diri sebagai kepala gereja di Timor Timur pada dua dekade awal tahun 2002, dan mengapa otoritas gereja mengizinkannya dikirim ke Mozambik, tempat ia bekerja dengan anak-anak. 

Berita tentang dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Uskup Belo mengejutkan banyak pihak, tak terkecuali bagi komunitas Katolik di Asia Tenggara. Belo selama ini dianggap sebagai pahlawan karena berjuang untuk kemerdekaan Timor Timur dari Indonesia.

"Kami di sini juga terkejut mendengar berita ini," kata seorang pejabat di Keuskupan Agung Dili di Timor Timur, Kamis, yang berbicara kepada The Associated Press dengan syarat anonim.

Sebelumnya, Majalah Belanda De Groene Amsterdammer melaporkan pada 28 September, dua korban, yang diidentifikasi hanya sebagai Paulo dan Roberto, dilaporkan dilecehkan oleh Uskup Belo dan beberapa anak laki-laki lain juga dilecehkan secara seksual oleh uskup ketika mereka masih remaja.

Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo

Photo :
  • FB Dom Carlos Filipe Ximenes Belo, SDB

Seorang tersangka korban mengatakan dia dilecehkan secara seksual oleh Belo ketika dia berusia 15 atau 16 tahun, dan uskup memberinya uang sesudahnya. Seorang pria lain mengaku diperkosa oleh Belo saat berusia sekitar 14 tahun.

"Uskup memperkosa dan melecehkan saya secara seksual malam itu,” kata Roberto seperti dikutip majalah tersebut. “Pagi-pagi sekali dia menyuruhku pergi. Saya takut karena hari masih gelap. Jadi saya harus menunggu sebelum saya bisa pulang. Dia juga meninggalkan uang untukku. Itu dimaksudkan agar aku tutup mulut. Dan untuk memastikan saya akan kembali,"

De Groene dalam penyelidikannya menunjukkan bahwa pelecehan Belo diketahui oleh pemerintah Timor Leste dan pekerja kemanusiaan dan gereja.

Belo memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1996 bersama ikon kemerdekaan Timor Timur Jose Ramos-Horta untuk mengkampanyekan solusi yang adil dan damai untuk konflik di negara asal mereka karena berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan dari Indonesia, bekas jajahan Belanda. 

Komite Nobel pada Kamis, menolak untuk menanggapi kasus pelecehan seksual yang dituduhkan Uskup Belo.  

Presiden Timor Leste, Ramos-Horta sekembalinya dari Sidang Majelis Umum PBB di AS, ditanya tentang tuduhan terhadap Belo dan ditangguhkan ke Vatikan. "Saya lebih suka menunggu tindakan lebih lanjut dari Takhta Suci," katanya.

Sementara itu, Belo, yang diyakini tinggal di Portugal, tidak menjawab ketika dihubungi melalui telepon oleh Radio Renascença, penyiar swasta gereja Portugis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya