Jepang Larang Pesawat Melintas di Area Pemakaman Shinzo Abe
- AP Photo/Hiro Komae
VIVA Dunia – Otoritas penerbangan Jepang mulai membatasi penerbangan dalam radius 46 kilometer dari aula Nippon Budokan di Chiyoda Ward Tokyo selama tiga hari, dimulai hari ini, Senin, 26 September 2022.
Pembatasan penerbangan menyusul rencana pemakaman kenegaraan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang dilaksanakan pada Selasa besok, 27 September.
Mantan PM Jepang Shinzo Abe
- AP Photo/Shizuo Kambayashi
Penerbangan reguler ke dan dari bandara termasuk Bandara Internasional Tokyo di Haneda dan pesawat yang akan digunakan untuk tujuan keamanan, dikenakan pengecualian atas kebijakan tersebut, menurut kementerian, dilansir ArabNews.
Pembatasan itu diminta oleh Badan Kepolisian Nasional sebagai bagian dari tindakan antiterorisme terkait dengan pemakaman kenegaraan untuk Abe, yang ditembak saat menyampaikan pidato kampanye pemilihan di kota Nara, Jepang barat pada 8 Juli.
Pembatasan penerbangan serupa ditetapkan untuk upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo tahun lalu dan upacara "Sokuirei-Seiden-no-Gi" pada tahun 2019 untuk mengumumkan penobatan Kaisar Jepang Naruhito.
Sementara itu, Jepang menghabiskan US$1,83 juta atau setara dengan Rp27,116 miliar untuk pemakaman kenegaraan mantan PM Abe.
Warga Jepang memberikan bunga dan berdoa untuk Shinzo Abe di lokasi penembakan.
- Kyodo News via AP
Besarnya dana yang dikeluarkan negara memicu polemik dan ditetang sebagian rakyat Jepang yang marah dengan terungkapnya hubungan partai yang berkuasa dengan Gereja Unifikasi.
Jajak pendapat menunjukkan penentangan terhadap anggaran besar yang dikeluarkan negara untuk pemakaman Abe. Yang terbaru, sekitar 53 persen responden menentang pemakaman kenegaraan dengan biaya besar tersebut.
Publik juga telah dibuat marah oleh pengungkapan hubungan antara partai yang berkuasa dan Gereja Unifikasi yang sebagian besar responden jajak pendapat merasa belum sepenuhnya dijelaskan.
Selain itu adanya hubungannya Abe dengan gereja tersebut malah membuat dukungan bagi PM Fumio Kishida turun.
