Politikus Sayap Kanan Giorgia Meloni Menang Pemilu Italia
- AP Photo/Gregorio Borgia
VIVA Dunia – Pemimpin Fratelli d'Italia, partai sayap kanan Italia, Giorgia Meloni mengungguli perolehan suara dalam pemilu Italia yang digelar Minggu, 25 September 2022. Wanita 45 tahun itu bakal menjadi Perdana Menteri Italia, menggantikan Mario Draghi yang mengundurkan diri.
Dilansir Associated Press, Giorgia Meloni unggul berdasarkan suara yang dihitung dari sekitar dua pertiga tempat pemungutan suara di Italia. Partai dengan sebutan Brothers of Italy yang dipimpin Meloni mengungguli pesaing lainnya dalam pemungutan suara hari Minggu.
Meloni memimpin semua exit poll dan langsung menyampaikan pidato kemenangan.
"Jika kita dipanggil untuk memerintah bangsa ini, kita akan melakukannya untuk semua orang, kita akan melakukannya untuk semua orang Italia dan kita akan melakukannya dengan tujuan menyatukan rakyat (negara ini)," kata Meloni di markas besar partainya di Roma.
"Italia memilih kami," katanya. "Kami tidak akan mengkhianati (negara) seperti yang tidak pernah kami lakukan,"
Pada hari Minggu, warga Italia memberikan suara dalam pemilihan nasional dan memilih Meloni, wanita yang pernah menjadi pengagum Putin, untuk menjadi perdana menteri wanita pertama negara itu.
Hasil tersebut menandakan titik balik bagi Italia, sebuah negara yang pemerintahan persatuan luas terakhirnya dipimpin oleh Mario Draghi, seorang tokoh mapan yang sangat menentang invasi Rusia ke Ukraina.
Meski menjadi pengagum Putin, Meloni mendukung pasokan senjata ke Ukraina untuk mempertahankan diri dari invasi Rusia.
Mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi, pengagum lama Putin lainnya, mengatakan bahwa dimasukkannya Meloni ke dalam koalisi blok kanan-tengah akan menjamin bahwa Italia tetap berlabuh kuat di Uni Eropa dan salah satu anggotanya yang paling dapat diandalkan.
Namun demikian, pemerintahan Meloni akan berjuang menghadapi krisis ekonomi yang melanda Eropa. Diantaranya adalah tagihan energi yang sangat tinggi menghadapu musim dingin mendatang.
Peneliti di Institut Italia untuk Studi Politik Internasional, Eleonora Tafuro mengatakan Rusia telah lama memandang Italia sebagai -- salah satu negara paling ramah di tengah blok yang semakin tidak bersahabat -- sebagian besar karena keinginan Italia untuk memainkan peran perantara dan berbisnis dengan negara penyedia energi besar itu.
Sementara hubungan persahabatan tidak tampak jelas di bawah Draghi, Tafuro mengatakan bahwa kemenangan Meloni dapat menandai kembalinya posisi Italia sebagai negara yang lebih kompromi dengan Rusia.
Tafuro mengatakan bahwa apa yang membuat Meloni begitu menarik bagi Putin adalah bahwa dia telah menampilkan dirinya sebagai pembela kepentingan Italia, yang baru-baru ini menderita terdampak perang, dan meroketnya harga energi yang berasal dari invasi Rusia ke Ukraina.
"Putin melihat ini dan menganggap Meloni sebagai pilihan terbaik dalam rangka hubungan politik yang buruk dengan Italia karena dua alasan,"