Presiden Korsel Terekam Kamera Menghina Kongres AS
- AP Photo/Manu Fernandez)
VIVA Dunia – Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, mendapat kritik setelah pernyataan kontroversialnya, yang menghina Amerika Serikat (AS) viral di media sosial.
Yoon saat itu berada di New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB, pada Rabu, 21 September 2022. Dia mengobrol dengan Presiden AS Joe Biden selama sesi foto di Global Fund, di mana AS baru saja menjanjikan US$6 miliar atau setara dengan Rp30 triliun.
Yoon tertangkap kamera menghina anggota parlemen AS dengan menyebut mereka “fers” atau idiot.
"Bagaimana mungkin Biden tidak kehilangan muka jika para idiot ini tidak meloloskannya di Kongres?," kata Yoon, yang tertangkap kamera mengatakan hal itu kepada ajudannya.
Melansir dari Channel News Asia, Jumat, 23 September 2022, ungkapannya tersebut kemudian viral di Korea Selatan.
Sebuah video di YouTube, berhasil mengumpulkan lebih dari 2 juta tampilan hanya beberapa jam setelah video Yoon diposting, dan kata "fers" menjadi trending nomor satu di Twitter, di Korea Selatan pada Kamis, 22 September 2022.
"Kata-kata dan tindakan presiden adalah martabat nasional negara," tulis seorang komentator YouTube.
Lontaran kasar Yoon tampaknya merujuk pada upaya Biden untuk meningkatkan pendanaan AS ke Global Fund, yang akan membutuhkan persetujuan kongres.
Kantor Presiden Korea Selatan telah membantahnya, dan mengklaim rekaman itu telah salah diterjemahkan.
Amerika Serikat sendiri adalah sekutu keamanan utama Korea Selatan, dengan Washington menempatkan sekitar 27.000 tentara AS di negara itu untuk membantu melawan Korea Utara yang bersenjata nuklir.
Presiden sekaligus mantan jaksa Korea Selatan itu, telah membuat serangkaian kesalahan yang tidak disengaja selama bulan-bulan pertamanya menempati kursi presiden. Pada bulan Agustus, dia juga dikritik karena tanggapan resmi yang kacau terhadap kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Korea Selatan, ketika Pelosi mendarat di Seoul setelah pemberhentian yang kontroversial di Taiwan.
"Bahasa kotor Yoon yang menodai Kongres AS menyebabkan kecelakaan diplomatik besar," kata Park Hong-keun, pemimpin partai oposisi Partai Demokrat.