Diminta Pakai Kerudung, Jurnalis CNN Batalkan Wawancara Presiden Iran
- AP Photo/Matt Sayles
VIVA – Jurnalis senior CNN International Christiane Amanpour membatalkan sesi wawancara dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi setelah Raisi meminta wartawan veteran itu menggunakan kerudung saat akan mewawancarainya di New York, Amerika Serikat (AS). Amanpour mengatakan bahwa sebelumnya tidak pernah ada pemimpin negara yang meminta hal itu apalagi jika diwawancarai di luar negara Iran.
Dia menduga bahwa Raisi sengaja meminta hal itu karena situasi di Iran yang kini sedang panas lantaran masifnya demo antihijab. Hal itu terjadi menyusul kematian seorang wanita usai ditangkap polisi moralitas negara itu karena dianggap memakai hijab yang terlalu longgar.
Mahsa Amini, perempuan 22 tahun meninggal dunia usai koma setelah ditangkap polisi moralitas dan mengalami koma tindakan kekerasan dalam sel tahanan. Protes massal atas tewasnya Amini sudah terjadi di 80 kota. Aksi ini bahkan menyebabkan sudah ada 17 orang yang tewas.
Sedianya wawancara disebutkan berlangsung di New York usai Presiden Raisi selelai beracara di Majelis Umum PBB. Amanpour mengatakan dia sedang bersiap namun pembantu presiden dan asistennya bersikeras bahwa jurnalis perempuan itu harus mengenakan kerudung dilansir dari BBC.com, Jumat 23 September 2022.
"Kita ini berada di New York dan di sini tidak ada hukum dan tradisi mewajibkan pakai kerudung atau jilbab," kata Amanpour melalui cuitan di Twitter.
Asisten Presiden Iran mengatakan wawancara tak akan diberikan jika tanpa kerudung. Amanpour dan timnya kemudian meninggalkan lokasi dengan alasan kondisi yang tak mereka duga. Presenter berita itu kemudian mengunggah fotonya sendiri tanpa kerudung di sebuah ruangan duduk berhadapan dengan kursi kosong di mana seharusnya tempat Raisi duduk.