Demo Antihijab di Iran Meluas, Massa Ramai-ramai Bakar Kerudung
- Twitter via BBC
VIVA Dunia – Para demonstran antihijab di Iran ramai-ramai membakar selendang kerudung yang biasa digunakan untuk penutup kepala sebagai bentuk protes dalam aksi yang eskalasinya makin meningkat. Massa memprotes tewasnya perempuan di sebuah tahanan Iran lantaran dia dianggap melanggar aturan berjilbab di negara itu.
Demonstran melakukan protes selama beberapa hari di sejumlah kota besar dan kota kecil di negara tersebut.
Figur Mahsa Amini seorang perempuan berusia 22 tahun menjadi pemicu munculnya demonstrasi besar-besaran ini. Mahsa Amini sebagaimana dilansir dari BBC.com, Rabu 21 September meninggal setelah tiga hari dalam keadaan koma di rumah sakit. Amini tewas akibat kebrutalan polisi moralitas Iran yang menuduhnya melanggar aturan wajib hijab bagi perempuan termasuk wajib menutupi bagian lengan dan tangan dengan kain longgar.
Di Kota Sari, demonstrasi juga terjadi amat panas. Massa ramai-ramai bersorak mengambil kain hijab mereka dan membakarnya sebagai bentuk protes.
Menurut Pelaksana Komisioner HAM PBB di Iran Nada al-Nashif said, Amini diperlakukan polisi dengan kekerasan termasuk memukulnya dengan kayu balok dan juga sempat menjeratnya di kendaraan. Perempuan muda itu kemudian mengalami setop jantung.
Namun polisi Iran membantah melakukan hal tersebut. Sementara keluarga Amini mengatakan anak mereka selalu sehat dan tak mungkin tiba-tiba tewas tanpa ada penyebab. Amini diketahui berasal dari Provinsi Kurdistan dan di wilayah itu dilaporkan ada 3 orang demonstran yang tewas akibat kena tembakan polisi ke arah massa protes. Insiden terjadi pada Senin awal 18 September 2022.
Demonstrasi masih terus berlangsung. Massa marah atas perlakukan yang mengantarkan Mahsa Amini menemui maut tersebut.