Ratu Elizabeth Diklaim Keturunan Nabi Muhammad, Cek Faktanya
- Nick Verreos
VIVA Dunia – Di Twitter pada 8 September 2022, muncul sebuah unggahan gambar yang menunjukkan Ratu Inggris Elizabeth II memiliki garis keturunan Nabi Muhammad. Ilustrasi berisi silsilah keluarga itu diawali keterangan Prophet Muhammad (570-632) pada bagian kiri atas dan diakhiri dengan nama Elizabeth II di kanan bawah.
Tertulis pula sejumlah nama bangsawan Eropa dalam daftar silsilah tersebut, di antaranya George I, Frederick (Prince of Wales), dan Ratu Victoria (1819-1901). Sang pengunggah bagan silsilah keluarga itu turut memuat narasi sebagai berikut: "Semoga Allah melindunginya,".
Namun, benarkah Ratu Elizabeth keturunan Nabi Muhammad?
Unggahan gambar yang menunjukkan Ratu Inggris Elizabeth II memiliki garis keturunan Nabi Muhammad.
- Twitter.
Penjelasan:
Artikel milik History, yang dipublikasikan sejak 2018, menerangkan rumor Ratu Inggris yang memiliki darah nabi itu berawal dari sebuah surat ditulis Harold B Brooks-Baker dari penerbit Burke's Peerage, yang merilis buku tentang bangsawan Inggris. Brooks-Baker mengaitkan Ratu Elizabeth II dengan Nabi Muhammad SAW melalui Putri Zaida dari Sevilla, seorang putri Muslim dari abad ke-11 yang masuk Kristen dan menjadi selir Raja Alfonso VI dari Kastilia.
Namun, penelitian Harold B. Brooks-Baker juga masih menjadi klaim yang belum terbukti kebenarannya. Merujuk Snopes, situs pengklarifikasi mitos dan legenda, klaim Elizabeth II memiliki garis keturunan Nabi Muhammad itu sebenarnya hanya sebatas rumor, lantaran tidak ada data valid untuk mendukung klaim tersebut.
Pihak Istana Buckingham juga belum pernah menanggapi klaim itu. Sejarawan Inggris David Starkey, melalui Snopes, juga mengatakan klaim tersebut belum bisa diverifikasi kebenaranya dan belum diterima secara luas para sejarawan. Hingga kini keterkaitan Ratu Elizabeth II dengan Nabi Muhammad tak pernah terbukti. (Ant/Antara)
Serangan Udara AS dan Inggris Kembali Hantam Ibu Kota Yaman
Kelompok Houthi di Yaman melaporkan adanya serangan udara yang diduga dilancarkan oleh koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris di ibu kota Yaman.
