Australia Serukan Referendum Ingin Keluar dari Persemakmuran Inggris
- AP Photo/Felipe Dana)
VIVA Dunia – Republikan Australia menyeerukan referendum. Refendum yang diajukan oleh rakyat Australia diminta jadi sikap pemerintah untuk keluar dari Persemakmuran Inggris dan menggantinya dengan kepala negara.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese yang baru ingin memulai kembali pembicaraan nasional untuk menjadi sebuah Republik telah mengesampingkan referendum dan mengalihkan fokusnya untuk memberikan penghormatan lebih dulu pada Ratu Elizabeth II.
Melansir dari The Australian (The OZ), Selasa, 13 September 2022, meski demikian, Albanese tetap menyatakan suara rakyat ke parlemen adalah hal yang utama.
Anggota parlemen Partai Buruh Matt Thistlethwaite yang merupakan asisten menteri untuk Republik sebelum pemilihan mengatakan kepada The OZ bahwa pemerintah berkomitmen untuk berdiskusi dengan publik mengenai kepala negara Australia.
Namun dia memperingatkan bahwa memasukkan suara rakyat ke parlemen dalam konstitusi akan menjadi prioritas yang lebih besar selama masa jabatan pertama (3 tahun) PM Albanese.
"Prioritasnya adalah suara untuk parlemen dan pengakuan masyarakat adat dan itulah yang akan kami kerjakan pada prinsipnya, tetapi Partai Buruh berkomitmen untuk pada tahap tertentu mengadakan diskusi dengan publik Australia tentang bergerak menuju memiliki kepala negara Australia," katanya.
Saat Ratu Elizabeth II menginjak usia ke-75 tahun di atas takhta, orang Australia mulai mempertanyakan apakah mereka masih membutuhkan para bangsawan.
Thistlethwaite juga mengatakan bahwa pemerintah memfasilitasi diskusi semacam itu yang sudah menjadi bagian dari platform Partai Buruh. Namun pemerintah sekarang masih perlu mempertimbangkan apakah mereka menggunakan referendum atau plebisit untuk memutuskan mempertahankan raja Inggris sebagai kepala negara mereka.
"Kami berkomitmen untuk melakukan itu setelah kami berurusan dengan suara ke parlemen dan akan melibatkan diskusi dengan orang-orang Australia mengenai pandangan mereka tentang memiliki republik, model penunjukan (kepala negara) yang seperti apa yang ingin dilihat orang Australia dan bagaimana kami akan melakukannya. Perlu waktu untuk memutuskan mengubah konstitusi kita," ujar Thistlethwaite.
Prioritasnya adalah suara ke parlemen tapi hal itu tidak melarang diskusi tentang kepala negara Australia di masa depan dan Thistlethwaite menilai, saat Ratu mencapai senja pemerintahannya maka secara alami diskusi soal apakah Australia masih ingin bersama Inggris atau tidak makin relevan.
Sebelumnya, hal pertama yang dilakukan Perdana Menteri Australia dalam pidato kemenangannya pada malam pemilihan adalah mengakui tanah tradisional Aborigin Dia juga berkomitmen kembali untuk bertanya kepada rakyat Australia tentang apakah mereka ingin mengubah konstitusi untuk mengabadikan suara rakyat ke parlemen.
Referendum akan membutuhkan RUU untuk meloloskan kedua majelis parlemen, dan para pemimpin Aborigin mendorong agar referendum diadakan pada Mei tahun depan atau Januari 2024.