Korsel Usulkan Reuni Keluarga yang Terpisah Akibat Perang dengan Korut

Reunifikasi keluarga korea selatan dan utara yang terpisah akibat Perang Korea.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Xinhua.

VIVA – Korea Selatan, pada Kamis 8 September 2022, mengusulkan pembicaraan dengan Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) untuk reuni keluarga yang terpisah akibat Perang Korea 1950-1953. Menteri Unifikasi Korea Selatan, Kwon Young-se, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintah Korea Selatan secara terbuka menawarkan untuk menggelar pembicaraan dengan RRDK guna mendiskusikan isu keluarga yang terpisah.

Cetak Sejarah Korsel, Yoon Jadi Presiden Pertama yang Ditangkap saat Aktif Menjabat

Kwon mengatakan pemerintah Korea Selatan berharap para pejabat yang bertanggung jawab dari kedua belah pihak dapat bertemu secara langsung sesegera mungkin untuk melakukan diskusi terbuka mengenai sejumlah masalah kemanusiaan, termasuk isu keluarga yang terpisah.

Pemerintah Korea Selatan akan melakukan pendekatan dialog dengan pikiran terbuka dan memastikan untuk mempertimbangkan preferensi RRDK termasuk tanggal, tempat, agenda, dan format pembicaraan dengan cara yang positif, ungkap Kwon.

Motif Oknum TNI AL Bunuh Wanita di Sorong, Kesal Korban Hentikan saat Berhubungan Badan

Menteri Unifikasi Korea Selatan, Kwon Young-se.

Photo :
  • NEWS1.

Kwon mengatakan bahwa pemerintah Korea Selatan sangat mendorong RRDK untuk menanggapi permintaan dialog tersebut sesegera mungkin.

KKP: Pagar Laut di Bekasi Tak Miliki Izin

Sang menteri mengungkapkan bahwa kedua Korea perlu menggunakan semua cara yang mungkin untuk menghasilkan langkah-langkah yang cepat dan fundamental. Itu mengingat menggelar acara reuni satu kali dengan sejumlah kecil orang tidaklah cukup di tengah keluarga yang menua dengan cepat, dan terpisah akibat perang saudara yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Pembicaraan terakhir mengenai reuni keluarga yang terpisah digelar pada Agustus 2015. (Ant/Antara)

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol pada Kamis, 12 Desember 2024, menyatakan bahwa ia tidak memahami alasan di balik tuduhan makar yang dialamatkan kepadanya setelah memberlakukan darurat militer di Korea Selatan.

Kronologi Penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol, Dari Keputusan Darurat Militer hingga Penahanan

Pada Rabu, 15 Januari 2025, Presiden Yoon Suk Yeol ditahan untuk diinterogasi, 43 hari setelah ia mengumumkan darurat militer yang kontroversial.

img_title
VIVA.co.id
15 Januari 2025