Tersangka Terakhir Penikaman Massal Kanada Meninggal Usai Ditangkap
- Michael Bell/The Canadian Press via AP
VIVA Dunia – Tersangka terakhir pelaku penikaman massal di Kanada telah meninggal dunia tidak lama setelah ditangkap, pada Rabu 7 September 2022. Polisi telah melakukan pencarian terhadap Myles Sanderson (30) selama tiga hari, setelah dia dan saudaranya membunuh 10 orang dan melukai 18 pada hari Minggu 4 September 2022 di sebuah cagar adat di Saskatchewan.
Myles Sanderson (30) ditangkap di dekat kota Rosthern di Saskatchewan sekitar pukul 15:30. waktu setempat, kata Royal Canadian Mounted Police dalam sebuah pernyataan. Sedangkan mayat kakak laki-lakinya Damien Sanderson (31) ditemukan Senin di daerah berumput dekat salah satu lokasi di mana penusukan terjadi. Polisi masih menyelidiki apakah dia dibunuh oleh saudaranya.
Global News, mengutip beberapa sumber penegak hukum melaporkan Sanderson menyerah kepada polisi, dan dibawa hidup-hidup dengan ambulans setelah pengejaran di jalan raya dengan polisi menabrakkan kendaraannya ke jalan. Dia meninggal tak lama setelah ditangkap akibat cedera yang diyakini pihak berwenang disebabkan oleh dirinya sendiri.
CBC News juga melaporkan Sanderson telah meninggal setelah ditahan. Kakak laki-lakinya dan kaki tangannya, Damien Sanderson ditemukan terbunuh pada hari Senin di daerah berumput James Smith Cree Nation.
Tidak ada pernyataan resmi segera tentang kematian Myles Sanderson dari pihak berwenang Kanada, yang diperkirakan akan mengadakan konferensi pers pada Rabu malam.
Myles Sanderson memiliki 59 catatan kriminal dan kekerasan, tapi kemudian mendapat pembebasan bersyarat pada bulan Februari saat menjalani hukuman lebih dari empat tahun atas tuduhan yang mencakup penyerangan dan perampokan. Namun, Dia telah dicari oleh polisi sejak Mei, tampaknya karena melanggar persyaratan pembebasannya, meskipun rinciannya tidak segera jelas.
Menteri Keamanan Publik Kanada Marco Mendicino mengatakan akan ada penyelidikan atas penilaian dewan pembebasan bersyarat terhadap Sanderson.
“Saya ingin tahu alasan di balik keputusan” untuk membebaskannya, kata Mendicino. “Saya sangat prihatin dengan apa yang terjadi di sini. Sebuah komunitas dibiarkan terguncang. ”
Penyelidik belum memberikan motif pertumpahan darah.