Kasus Penusukan Massal di Kanada, Dubes: Tidak Ada WNI yang Terdampak
- tvOne/ Yanri Subekti (Amerika Serikat)
VIVA Dunia – Penusukan massal terjadi di Saskatchewan, Kanada, Minggu, 4 September 2022 pagi waktu setempat. Akibat kejadian itu, 10 orang meninggal dunia.
Dubes RI di Ottawa-Kanada Daniel Tumpal S. Simanjuntak membenarkan ada peristiwa tersebut di Kanada. "Betul telah terjadi peristiwa yang sangat menyedihkan yang menjadi pemberitaan nasional di Kanada maupun internasional," ujarnya dalam wawancara dengan tvOne, Selasa, 6 September 2022.
Daniel mengatakan, peristiwa ini sangat menyedihkan bagi seluruh warga Kanada. Bahkan sebagian pihak menyatakan peristiwa ini termasuk dalam sejarah menyedihkan. "Karena dalam satu wilayah yang populasinya tidak banyak telah terjadi penusukan sehingga reaksi berbagai pihak di Kanada cukup cepat," ujarnya.
Daniel menyebutkan, total warga negara Indonesia (WNI) di Kanada 21 ribu orang. Khusus di Provinsi Sascatchewan, ada sekitar 100 WNI. Data yang ada di KJRI yang menggunakan paspor secara aktif sekitar 80 orang. "Semua dalam keadaan sehat," ujarnya.
Dia menambahkan, "Kita menginformasikan seluruh WNI di Kanada tetap berhati-hati. Alhamdulillah tidak ada satu pun warga negara kita yang terdampak dari peristiwa ini."
Daniel mengimbau kepada WNI tetap tenang. “Tetap berkoordinasi jika ada yang mencurigakan. Tetap melakukan kegiatan seperti biasa tapi tetap alert terutama kalau perlu menghindari wilayah tersebut," ujarnya.
KBRI Ottawa di Kanada membawahi dua KJRI yaitu KJRI Toronto dan KJRI Vancouver.
Sebelumnya, satu dari dua pelaku penusukan massal yang terjadi di Saskatchewan, Kanada telah ditemukan tewas. Sedangkan satu pelaku lainnya masih belum tertangkap.
Damien Sanderson, 31 tahun, ditemukan tewas di James Smith Cree Nation, Senin, waktu setempat. Dia ditemukan dalam kondisi terluka yang belum diketahui penyebabnya.Â
Sedangkan satu pelaku lainnya yang masih bersaudara dengan Damien, Myles Sanderson, 30 tahun, masih belum ditemukan.
Pihak terkait masih memburunya namun yakin pelaku dalam keadaan terluka dan memerlukan perawatan.
Seperti diketahui, kedua pelaku melakukan aksi penusukan yang mengakibatkan 10 orang meninggal dunia dan 19 orang lainnya terluka. Korban sebagian sudah ditarget dan sebagian lainnya diserang secara acak. Motif pelaku masih belum diketahui.Â
Laporan Yanri Subekti (tvOne, Amerika Serikat)