Narapidana Keguguran setelah Polisi Mampir ke Starbucks saat Menuju RS
- AP Photo/Tim Rand
VIVA Dunia – Seorang wanita, yang sebelumnya dipenjara di Orange County, California, akan menerima uang $480.000 sebagai penyelesaian kasus, setelah dia menuntut pihak sipir dan polisi bahwa ia harus menunggu selama dua jam untuk dibawa ke rumah sakit setelah ketubannya pecah, saat ia hamil di penjara pada Maret 2016. Lebih parahnya, polisi dan sipir sempat berhenti di toko kopi Starbucks.
Selasa lalu 30 Agustus 2022, Dewan Pengawas di Orange County dengan suara bulat menyetujui pembayaran ganti rugi kepada Sandra Quinones untuk menyelesaikan gugatan hak-hak sipil federal yang dia ajukan terhadap county setelah menuduh perlakuan lalai, yang akhirnya menyebabkan dia kehilangan bayinya.
DIlansir pada 2 September 2022 dari People, Sandra Quinones, yang berusia 28 pada saat itu, sedang hamil enam bulan ketika dia akan melahirkan di penjara. Ia mendapat hukuman di balik jeruji selama 70 hari karena kepemilikan obat-obatan terlarang dan memperjual belikannya. Quinones berulang kali menekan tombol di selnya guna meminta bantuan selama dua jam, sebelum ada yang menjawab.
Pengacara Quinones, Richard P. Herman, menulis dalam pengaduan April 2020 bahwa para sipir penjara memutuskan untuk tidak memanggil ambulans dan membawanya ke rumah sakit dengan alasan "dasar non-darurat," meninggalkannya di belakang mobil polisi, dan bahkan mereka berhenti di Starbucks saat menuju rumah sakit, menurut Times. Tidak jelas berapa lama sipir County tersebut berada di Starbucks sebelum mereka akhirnya membawa Quinones ke Globe Medical Center di Anaheim.
Di rumah sakit, bayi itu lahir dan meninggal tak lama kemudian. Quinones kemudian menuduh otoritas Orange County menolak memberinya perawatan medis, lalai dalam perawatan, dan pelanggaran lain terhadap hak Sandra Quinones dan bayi dari Quinones."
Sementara Dewan Pengawas kabupaten dengan suara bulat menyetujui perjanjian tersebut, Quinones harus secara resmi menerima penyelesaian sebelum diselesaikan, menurut Orange County Register.
Hingga saat ini, pihak Departemen Sheriff Orange County tidak (atau belum) memberi komentar. "Itu hasil yang sangat bagus untuk seseorang yang diperlakukan dengan buruk di penjara," kata Herman. "Wanita malang ini, dia di penjara mengalami keguguran dan, alih-alih memanggil ambulans, mereka malah membawanya ke rumah sakit dengan mobil patroli dan bahkan polisi sempat berhenti di Starbucks saat dia berdarah-darah." lanjut Herman.
Herman juga mengatakan bahwa Quinones, yang saat ini berusia 34 tahun, adalah seorang tunawisma dan memiliki penyakit mental. Dalam gugatan itu tertulis bahwa dia telah tinggal di jalanan dan dalam tahanan daerah sejak insiden itu. Saat ini, Quinos tinggal bersama ibunya.
"Quinones saat ini tidak mampu untuk beraktivitas dengan baik dan mengurus urusannya, setelah insiden sebagai akibat dari kerugian emosional yang parah. Ditambah lagi dengan gangguan mental yang diidapnya," tulis Herman dalam gugatan tersebut.
Pada Oktober 2020, seorang hakim pengadilan distrik menolak kasus tersebut setelah setuju dengan Orange County bahwa undang-undang pembatasan telah berlalu, tetapi pengadilan banding membatalkan keputusan tersebut pada Desember 2021 dan mengirim kasus tersebut kembali ke pengadilan distrik, dan akhirnya kasus kembali dibuka.
Kasus Quinones awalnya merupakan bagian dari gugatan class action yang lebih besar yang diajukan oleh beberapa narapidana yang menuduh penganiayaan di penjara Orange County.
Kasusnya dipisahkan dari gugatan tersebut, yang ternyata Quinones adalah wanita kedua yang hamil dan menuduh bahwa ia ditolak untuk mendapat perawatan medis yang layak oleh staf penjara dan kemudian kehilangan bayinya saat melahirkan. Pada April 2021, Orange County menyetujui penyelesaian $ 1,5 juta untuk narapidana itu.