Banjir Menyebabkan 100 Orang Tewas dan Kehancuran Parah di Sudan
- Aljazeera
VIVA Dunia – Banjir terus menyebabkan kehancuran di Sudan, dengan lebih dari 100 orang tewas dan ribuan orang terkena dampak dari hujan lebat berkepanjangan, pihak berwenang menyatakan keadaan darurat di enam provinsi yang paling parah dilanda di negara itu.
Mengutip dari Afrikanews, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan pada Rabu, 1 Agustus 2022 mengatakan sedikitnya 258.000 orang terkena dampak banjir di 15 dari 18 provinsi.
Hiba Morgan dari Al Jazeera, melaporkan dari Gezira, mengatakan banyak penduduk telah dipaksa keluar dari rumah mereka sejak hujan lebat melanda wilayah itu lebih dari dua minggu lalu.
“Gezira adalah salah satu negara bagian di mana pemerintah telah menyatakan bencana. Puluhan desa telah terendam di sini sejak awal musim hujan, membuat ratusan keluarga kehilangan tempat tinggal, ”kata Morgan.
Morgan menambahkan bahwa banyak orang telah mencari perlindungan di tanah yang lebih kering, tetapi mengatakan bahwa mereka belum menerima bantuan apa pun.
“Kami terbangun karena air masuk ke rumah dan mengeluarkan apa yang kami bisa keluarkan. Setiap jam kita mendengar sebuah rumah runtuh, atau tembok runtuh. Tidak ada yang tersisa,” kata Adam Ismail, seorang warga Wad Alnaeim, kepada Al Jazeera.
Seorang penduduk setempat, Hamdan Tia, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia telah memasang tanggul, tetapi rumahnya masih mengalami kerusakan besar.
“Kami membawa anak-anak dan perabotan apa pun yang kami bisa, tetapi rumah itu telah hancur. Kami membangun penghalang dan masih air mengalir, ”katanya.
“Sekarang kami khawatir tentang penyakit yang dapat dibawa oleh air, seperti malaria dan infeksi.”
Hujan deras di Sudan terjadi setiap tahun antara Juni dan Oktober. Korban banjir Samah Zein mengatakan orang-orang di Gezira "membutuhkan bantuan" untuk membantu mereka memulihkan kehidupan mereka karena banjir telah menghancurkan banyak dari apa yang mereka miliki, meninggalkan mereka "tanpa apa-apa".
“Tempat berlindung, makanan, air, perawatan kesehatan. Yang paling penting kita butuh airnya dikuras supaya bisa kembali lagi. Saya mendengar orang-orang menangis di malam hari karena situasi yang kami hadapi,” kata Zein kepada Al Jazeera.
Tahun lalu, hujan lebat di Sudan menewaskan lebih dari 80 orang dan menyebabkan ribuan rumah terendam air. Sementara itu, pada tahun 2020, sekitar 800.000 orang terkena dampak banjir, membuat Sudan mengumumkan keadaan darurat.