PBB Memprediksi Badai La Nina Triple-dip Langka Akhir 2022
- The Conversation
VIVA Dunia – World Meteorogical Organization atau Badan cuaca yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan fenomena yang dikenal sebagai La Nina langka akan berlangsung hingga akhir tahun ini, "Triple-dip" misterius yang pertama di abad ini yang terjadi tiga tahun terakhir dan kehadirannya mempengaruhi iklim, seperti kekeringan dan banjir di seluruh dunia.
Dilansir Aljazeera, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada hari Rabu, 1 September 2022, mengatakan kondisi La Nina, yang membuat penurunan suhu skala besar di permukaan laut, khususnya telah menguat di wilayah Pasifik khatulistiwa timur dan tengah.
Pendinginan atau penurunan suhu alami dan siklus sudah terjadi di bagian Pasifik khatulistiwa, La Nina mengubah pola cuaca di seluruh dunia dan biasanya dikaitkan dengan kondisi yang lebih basah di beberapa bagian dunia, dan kondisi yang lebih kering di bagian dunia lain.
El Nino yang lebih terkenal sebagai fenomena yang berlawanan, dikaitkan dengan pemanasan di beberapa bagian dunia.
“Sungguh luar biasa memiliki tiga tahun berturut-turut dengan La Nina,” kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas.
Taalas dengan cepat memperingatkan bahwa "Triple-dip" atau pendinginan dunia tidak berarti pemanasan global mereda.
“Pengaruh penurunan suhu untuk sementara memperlambat kenaikan suhu global, tetapi itu tidak akan menghentikan atau membalikkan tren pemanasan jangka panjang,” kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas.
Taalas mengatakan kekeringan di Tanduk Afrika dan Amerika Selatan bagian selatan "menjadi ciri khas La Nina".
Kekeringan itu akan memburuk dengan gagalnya musim hujan kelima berturut-turut, WMO khawatir akan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Saat ini misalnya Ethiopia, Kenya, dan Somalia sudah mengalami kekeringan terburuk selama 40 tahun.
Efek pendinginan La Nina juga tidak menghentikan tahun 2021 untuk menjadi salah satu dari tujuh tahun terpanas yang pernah tercatat.
La Nina juga sering menyebabkan lebih banyak badai Atlantik, lebih sedikit hujan dan lebih banyak kebakaran hutan di Amerika Serikat bagian barat, dan kerugian pertanian di AS bagian tengah. Studi telah menunjukkan La Nina lebih mahal dampaknya di AS daripada El Nino.
Bersama-sama El Nino, La Nina dan kondisi netral disebut ENSO, yang merupakan singkatan dari El Nino Southern Oscillation.
Bersama-sama mereka memiliki salah satu efek alami terbesar pada iklim, kadang-kadang menambah dan di lain waktu meredam efek besar perubahan iklim yang disebabkan manusia dari pembakaran batu bara, minyak dan gas, kata para ilmuwan.