Hampir 7 Juta Orang Meninggalkan Venezuela karena Krisis
- pixabay
VIVA Dunia – Sekitar 6,8 juta orang Venezuela telah meninggalkan tanah air mereka sejak krisis ekonomi melanda pada tahun 2014, negara dengan penduduk berjumlah sekitar 28 juta orang ini memang memprihatinkan.
Bersumber dari Aljazeera, sebagian besar warga Venezuela telah pergi ke negara-negara terdekat di Amerika Latin dan Karibia, Lebih dari 2,4 juta orang Venezuela telah berada di Kolombia.
Migrasi besar itu melambat ketika pandemi memotong peluang ekonomi dan perjalanan yang rumit di seluruh wilayah Amerika Latin. Saat itu pemerintah sosialis Venezuela mengadopsi reformasi yang memperlambat kejatuhan ekonomi negara itu dan memberikan beberapa program kebangkitan.
Sekitar 150.000 orang Venezuela kemudian kembali ke tanah air mereka pada puncak pandemi virus corona, bahkan menurut perkiraan PBB dan beberapa negara tuan melaporkan penurunan imigran Venezuela untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun.
Setidaknya 753.000 orang Venezuela telah meninggalkan negara mereka untuk pergi ke Amerika Latin atau Karibia sejak November tahun 2021, menurut data dari negara-negara penerima.
Jumlah tersebut terus meningkat bahkan ketika pemerintah Presiden Nicolas Maduro terus menggembar-gemborkan pertumbuhan ekonomi. Kolombia, yang tidak melaporkan angka terbaru sejak November 2021, mencatat lonjakan sekitar 635.000 Imigran Venezuela antara bulan Agustus dan November.
Meksiko baru-baru ini memberlakukan persyaratan visa untuk Venezuela, jadi alih-alih terbang ke negara yang berbatasan dengan AS, migran Venezuela sekarang sering melakukan perjalanan ke utara melintasi Amerika Tengah setelah melintasi Darien Gap, hutan tanpa jalan, melintasi perbatasan Kolombia-Panama, sungai yang meluap, medan tempuh yang sulit.
Pemerintah Panama mengatakan 45.000 warga Venezuela telah memasuki wilayahnya sejauh tahun ini, jumlah ini naik dari hanya 3.000 tahun lalu.
Namun, masa depan pencari suaka Venezuela di AS penuh dengan tekanan dari pejabat partai Republik yang telah memanfaatkan semakin banyak migran yang tiba di perbatasan, hal itu untuk menyerang kebijakan Biden tentang migrasi dan keamanan di perbatasan.
Saat ini, 48 persen migran yang disurvei oleh jaringan agen bantuan menyebutkan kurangnya pekerjaan dan gaji rendah sebagai alasan utama mereka untuk meninggalkan Venezuela, sementara 40 persen menyebutkan kesulitan memperoleh makanan dan layanan dasar, menurut kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Venezuela.
Â