Alih-alih AC Kantor di China Pakai Balok Es Batu Dinginkan Ruangan
- Huang Wei/Xinhua via AP
VIVA Dunia – Penduduk di provinsi barat daya China mengambil langkah-langkah kreatif untuk menangani gelombang panas yang memecahkan rekor yang membuat suhu di tempat mereka melebihi 40 derajat celcius.
Orang-orang di Chongqing dan Sichuan yang menuju area yang berdekatan bunker bawah tanah dan restoran serta gua untuk mencari perlindungan dari panas.
Beberapa ahli mengatakan intensitas gelombang panas bisa menjadikannya salah satu yang terburuk yang tercatat dalam sejarah global. Melansir dari BBC, Jumat, 26 Agustus 2022, gelombang panas yang berkepanjangan telah memperburuk kekeringan parah di China.
Beberapa stasiun kereta api di provinsi tersebut juga meredupkan lampu yang biasanya terang demi menghemat listrik. Sementara foto dan video di media sosial menunjukkan pemandangan menakutkan dari orang-orang yang duduk di gerbong kereta yang gelap di Chongqing dan berjalan di jalan-jalan yang gelap.
Untuk menghemat daya, kantor-kantor pemerintah di Sichuan dilaporkan diminta untuk menjaga tingkat AC tidak lebih rendah dari 26 derajat celcius. Sementara otoritas Chongqing memerintahkan perusahaan industri untuk membatasi produksi.
Sebagai gantinya, beberapa perusahaan dilaporkan menggunakan balok es besar untuk membantu mendinginkan kantor mereka.
Di luar kantor, pengunjung juga pergi ke bawah tanah untuk lebih menghindari panas.
Restoran "gua hotpot" sering dikunjungi selama musim panas karena suhu di bawah tanahnya menjadi lebih dingin. Suhu di satu restoran hotpot gua adalah 16 derajat celcius dibandingkan di luar ruangan yakni 42 derajat celcius, menurut laporan berita negara China Daily.
Sementara yang lainnya mencari perlindungan di terowongan bawah tanah, meletakkan tikar atau menggantung tempat tidur gantung dari balok.
Produsen pertanian sangat terpukul selama gelombang panas dan kekeringan yang diakibatkannya.
Satu video yang viral menunjukkan seorang peternak ayam di Sichuan menangis karena semua ayamnya mati semalaman karena pemadaman listrik di hari yang panas.
Tetapi beberapa wilayah dari Sichuan, produsen tenaga air terbesar di negara itu, mendapat sedikit kelegaan pada hari Kamis, 25 Agustus 2022 ketika hujan lebat melanda semalaman. Namun akibatnya ada 30.000 harus dievakuasi karena badai, menurut penyiar CCTV negara.
Badan meteorologi mengatakan cuaca panas diperkirakan akan berlanjut setidaknya selama tiga hari ke depan di daerah serta provinsi-provinsi di sekitar pusat komersial Shanghai.
Tapi bukan hanya Sichuan yang terpengaruh. Dengan berkurangnya curah hujan yang mengalir ke Sungai Yangtze China, khususnya Bendungan Tiga Ngarai, permukaan air telah turun dan energi berkurang di berbagai kota di China termasuk di kota pusat keuangan Shanghai.