Takut Bencana Nuklir, PBB Minta Diizinkan Kunjungi PLTN Zaporizhzhia
- marca.com
VIVA Dunia – Badan nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperbarui permintaannya, pada Selasa, 23 Agustus 2022, untuk menilai keselamatan dan keamanan di pembangkit nuklir terbesar Eropa di tenggara Ukraina.
Tempat tersebut sebelumnya menjadi tempat saling tuduh antara Rusia dengan Ukraina yang menembaki tempat itu, dan memicu peringatan kemungkinan bencana nuklir.
Kepala politik PBB, Rosemary DiCarlo, mengumumkan pada awal pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB tentang situasi di pembangkit nuklir Zaporizhzhia bahwa Rafael Grossi, direktur jenderal Badan Energi Atom Internasional, meminta untuk mengirim misi IAEA untuk melaksanakan keselamatan penting, keamanan dan kegiatan pengamanan di tempat itu.
"Persiapan untuk misi sedang berjalan dan IAEA sedang dalam konsultasi aktif dengan semua pihak mengenai upayanya untuk mengirim misi seperti itu sesegera mungkin,'' kata DiCarlo, dikutip dari The Korea Times, Rabu, 24 Agustus 2022.
''Kami menyambut baik pernyataan Ukraina dan Rusia baru-baru ini yang menunjukkan dukungan untuk tujuan IAEA mengirim misi ke pembangkit nuklir tersebut, yang akan menjadi yang pertama IAEA ke tempat itu sejak dimulainya perang.''
Grossi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa misi itu diharapkan berlangsung dalam beberapa hari ke depan jika negosiasi yang sedang berlangsung dapat berhasil. DiCarlo menegaskan bahwa PBB memiliki kapasitas logistik dan keamanan di Ukraina untuk mendukung misi IAEA ke pembangkit itu, asalkan Ukraina dan Rusia setuju.''
Pabrik Zaporizhzhia telah berada di bawah kendali pasukan Rusia sejak awal Maret, setelah invasi mereka ke Ukraina. Pakar teknis dari Ukraina mengatakan bahwa mereka terus mengoperasikan peralatan nuklir.
DiCarlo menyebut situasi di dalam dan di sekitar pabrik dalam keadaan berbahaya.
"Angkatan bersenjata Ukraina pada dasarnya setiap hari menembaki wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir dan kota Enerhodar, dan ini menciptakan risiko kecelakaan radiasi yang nyata,'' kata Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia.
"Kami berharap misi perjalanan IAEA akan berlangsung dalam waktu dekat, dan para ahli akan mengonfirmasi situasi sebenarnya di tempat itu,'' kata Nebenzia.