Imam Ukraina Maju di Garis Depan bersama Tentara Muslim Lawan Rusia

Tentara Ukraina salat berjamaah di Masjid Medina di bagian timur Ukraina
Sumber :
  • AP Photo/Nariman El-Mofty

VIVA Dunia – Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus berlanjut. Dalam konflik yang tidak kunjung selesai para Muslim Ukraina juga bergabung dan membela negaranya untuk melawan jajahan musuh.

Ribuan Tentara Rusia Mulai Angkat Kaki dari Suriah

Salah satu Muslim Ukraina Ali Khadzali, berdiri di antara gedung-gedung yang hancur di kampung halamannya, Kharkiv sekitar 50 kilometer (31 mil) dari perbatasan Ukraina dengan Rusia.

Sejak invasi skala penuh Rusia dimulai pada Februari, Khadzali telah bekerja dengan tim yang terdiri dari enam sukarelawan untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan mengevakuasi orang-orang dari daerah yang terkena dampak pertempuran.

Bos NATO Sebut Rusia dan Iran Terlibat Dalam Kejahatan Presiden Suriah al-Assad

Tentara Ukraina terkejut saat mendengar serangan di dekat Masjid Medina

Photo :
  • AP Photo/Nariman El-Mofty

Melansir dari Al Jazeera, pria berusia 30 tahun itu dikenal dengan sosok yang hangat dan sering mengenakan kopiah, hoodie, dan celana kargo.

Kemlu Rusia: Bashar Al Assad Mundur Sebelum Tinggalkan Suriah

Sementara itu, pasukan Rusia telah didorong mundur dari kota namun penembakan yang intens telah membuat sebagian besar pinggiran utara Ukraina menjadi puing-puing.

Gemuruh artileri di kejauhan masih bergema di Kharkiv, untungnya taman bermain besar dengan ayunan warna-warni dan jungkat-jungkit masih utuh. Namun gedung-gedung tinggi hancur dan rusak akibat pengeboman selama berminggu-minggu oleh pasukan Rusia.

Mykhailo Puryshev telah menyelamatkan lebih dari 200 orang dari perang di Mariupol, Ukraina.

Photo :
  • Istimewa

Khadzali lahir di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina. Ibunya adalah warga Ukraina dan ayahnya adalah orang Suriah. Dia secara teratur mengunjungi Suriah sampai perang pecah di sana pada tahun 2011. Pada tahun 2015, intervensi Rusia dalam perang saudara Suriah yang sekarang berusia 11 tahun berujung pada skala yang mendukung rezim Assad.

“Kedua tanah air saya, Ukraina dan Suriah diserang oleh Rusia,” kata Khadzali.

Pada 2015, Khadzali menjadi pemimpin atau seorang imam yang menawarkan layanan spiritual dalam konteks militer. Tahun sebelumnya, revolusi Maidan melihat Ukraina turun ke jalan untuk memprotes pemerintah pro-Rusia yang dilakukan oleh mantan presiden Ukraina Victor Yanukovych. 

Pasukannya menanggapi dengan tindakan brutal yang menewaskan lebih dari 100 pengunjuk rasa dan melukai ribuan lainnya. Yanukovych digulingkan segera setelah itu, dan separatis yang didukung Rusia berperang di wilayah Donbas di Donetsk dan Luhansk, yang menjadi mulainya perang delapan tahun dan pendahulu invasi Rusia pada Februari 2022.

Didorong oleh saudara-saudara Islamnya untuk mengambil peran baru, Khadzali ingin menemukan cara untuk membantu negaranya dan merasa bahwa dia dapat melakukannya dengan mendukung sejumlah kecil pasukan Muslim yang tersebar di Donbas.

“Apa cara yang lebih baik daripada memainkan peran yang terhubung dengan tentara di negara yang sedang berperang?" ujar Khadzali.

Sebagai seorang pemimpin agama, ia memimpin doa, memastikan penyediaan makanan halal, dan menawarkan pengajaran agama, dukungan psikologis, dan bimbingan tentang hak asasi manusia kepada pasukan Muslim Ukraina.

“Cukup berbicara dengan pasukan, itu yang paling penting dalam pekerjaan saya."

Dia masih melakukan tugas-tugas ini nsmun  hari ini perannya bahkan lebih tinggi. Dia sering menghabiskan waktunya untuk membantu orang-orang di area garis depan yang berbahaya.

“Kami memiliki daftar orang yang membutuhkan bantuan, dan kami memeriksa mereka setiap minggu, kami memberikan obat-obatan untuk orang tua yang membutuhkan, dan sembako. Ketika Anda membantu satu keluarga, nomor telepon Anda sampai ke 10 keluarga yang membutuhkan bantuan," tuturnya.

Meskipun Muslim hanya membentuk sekitar 1 persen dari negara berpenduduk 44 juta orang yang mayoritas beragama Kristen, banyak warga Muslim yang telah bergabung dengan upaya perang setelah invasi Rusia.

Banyak yang didorong oleh sejarah ketidakadilan Rusia terhadap komunitas Muslim dan dukungan untuk Ukraina yang terbuka dan toleran.

Mayoritas populasi Muslim Ukraina adalah Tatar Krimea dan Muslim Sunni asal Turki. Bagi mereka, hal ini juga merupakan perjuangan untuk kembali ke tanah air mereka, Krimea, semenanjung padang rumput yang menjorok ke Laut Hitam dengan pegunungan di selatan. Namun sudah dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya