ISIS Klaim Dibalik Serangan Bom yang Tewaskan Cendekiawan Taliban
- Aljazeera
VIVA Dunia – Seorang pemimpin agama terkemuka Taliban, Sheikh Rahimullah Haqqani, tewas dalam serangan bom di sebuah seminari di Kabul, kata pejabat Taliban.
“Dengan sangat sedih diberitahu bahwa ulama yang dihormati, “Sheikh Rahimullah Haqqani menjadi martir dalam serangan pengecut oleh musuh,” kata Bilal Karimi, juru bicara pemerintahan Taliban, Kelompok bersenjata ISIS mengaku telah bertanggung jawab atas serangan itu.
Aljazeera, mengutip empat sumber Taliban, mengatakan penyerang adalah seseorang yang sebelumnya kehilangan kakinya dan menyembunyikan bahan peledak di kaki palsu plastiknya.
“Kami sedang menyelidiki siapa orang ini dan siapa yang membawanya ke tempat penting ini untuk memasuki kantor pribadi Sheikh Rahimullah Haqqani. Ini adalah kerugian yang sangat besar bagi Imarah Islam Afghanistan,” kata seorang pejabat senior Taliban di kementerian dalam negeri, merujuk pada nama kelompok itu untuk administrasinya.
Kemudian pada hari Kamis, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu melalui saluran telegramnya, dengan mengatakan bahwa pembom telah meledakkan rompi bahan peledak di dalam kantor cendekiawan tersebut.
Haqqani adalah seorang cendekiawan terkemuka di Taliban yang selamat dari serangan sebelumnya, termasuk ledakan besar di kota Peshawar, Pakistan utara pada tahun 2020 yang diklaim oleh kelompok ISIS yang menewaskan sedikitnya tujuh orang. Banyak pejabat Taliban turun ke media sosial untuk menyatakan belasungkawa terhadap mereka.
Sebuah invasi pimpinan AS menggulingkan pemerintah Taliban setelah serangan 11 September 2001. Sejak kembali berkuasa setahun yang lalu, Taliban mengatakan bahwa mereka telah memulihkan keamanan negaranya.
Namun, serangan oleh kelompok bersenjata ternyata terus terjadi, banyak dari mereka diklaim oleh afiliasi ISIS yang dikenal sebagai Negara Islam yang telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Akhir-akhir ini, kelompok tersebut telah meningkatkan serangan terhadap masjid dan minoritas di Afghanistan. Afiliasi ISIS, yang telah beroperasi di Afghanistan sejak 2014, dipandang sebagai tantangan keamanan terbesar yang dihadapi pemerintah Taliban di negara itu.