Pria Bersenjata Tewas Saat Mau Terobos Gedung FBI, Pendukung Trump?
- FOX19 Cincinnati via AP
VIVA Dunia – Seorang pria bersenjata dinyatakan tewas setelah dia mencoba menerobos gedung FBI di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat (AS). Sebelum dinyatakan tewas, pria tersebut sempat melakukan baku tembak dengan polisi pada Kamis, 11 Agustus 2022.
Sejauh ini polisi belum mengidentifikasi pria yang tewas itu. Pihak berwenang juga selama jumpa pers tidak akan mengatakan apa motif sebenarnya dari tindakan pria yang nekat menerobos gedung FBI.
Melansir dari Channel News Asia, Jumat, 12 Agustus 2022, pria itu diindentifikasi bernama Ricky Shiffer yang berusia 42 tahun.
Dua pejabat penegak hukum yang tidak disebutkan namanya mengatakan di Twitter bahwa tersangka adalah orang yang sama yang pernah berada di gedung Capitol AS di Washington selama serangan oleh para pendukung Presiden Donald Trump terjadi pada 6 Januari 2021.
Beberapa pendukung Trump mengklaim keluhan dengan FBI atas keterlibatannya dengan agensi yang telah memasukkan penyelidikannya ke dalam dukungan Rusia untuk kampanye presiden pada 2016 dan penggeledahan rumahnya di Florida pada Senin, 8 Agustus 2022 lalu.
Insiden Ohio dimulai pada Kamis pagi ketika tersangka gagal mencoba memasuki fasilitas penyaringan pengunjung FBI.
Menurut FBI, pelaku kemudian melarikan diri dari daerah itu dengan kendaraan putih, menuju utara di Interstate 71. Pengejaran terjadi dan tersangka menembakkan senjatanya ke polisi negara bagian, kata juru bicara Polisi Patroli Jalan Raya Ohio State Nathan Dennis dalam jumpa pers.
Kendaraan akhirnya berhenti dan terjadi baku tembak antara tersangka dan petugas polisi, katanya. Dia menambahkan bahwa tidak ada polisi yang terluka dalam insiden baku tembak tersebut.
"Sepanjang hari ini aparat penegak hukum berusaha berunding dengan tersangka. Setelah beberapa lama negosiasi gagal," kata Dennis.
Dia menambahkan bahwa tersangka kemudian menodongkan senjata api ke arah penegak hukum dan tembakan dilepaskan oleh polisi di tempat kejadian.
"tersangka meninggal di lokasi," katanya.
FBI telah menjadi objek ancaman online sejak agennya menggeledah real Florida milik Trump pada hari Senin sebagai bagian dari penyelidikan dokumen yang dihapus dari Gedung Putih ketika ia meninggalkan kantor pada Januari 2021.
Dua pejabat penegak hukum yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui masalah tersebut mengatakan para penyelidik sedang mencari tahu apakah tersangka memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok ekstremis.