Wilayah Indonesia atau Malaysia? Ini 5 Fakta Selat Malaka
- maps.google.com
VIVA Edukasi – Selat Malaka adalah salah satu wilayah paling strategis dan di daerah selat ini terdapat banyak lalu lintas, baik barang maupun orang. Selat ini terletak di antara Semenanjung Kra dan Pulau Sumatera.
Ditinjau dari letak geografisnya, selat ini merupakan salah satu jalur terpenting di dunia dan dapat disandingkan sejajar dengan Terusan Suez dan Terusan Panama. Selain itu, ternyata ada deretan fakta menarik yang dimiliki Selat Malaka. Apa saja? Simak fakta-fakta Selat Malaka yang dirangkum dari berbagai sumber sebagai berikut.
1. Mulai Berkembang Pesat Sejak Kerajaan Sriwijaya
Secara historis, Selat Malaka mulai berkembang pesat sebagai salah satu urat nadi pelayaran sejak akhir abad ke-15, yaitu saat berdirinya Kerajaan Sriwijaya.
Peranan yang sangat menonjol dari Selat Malaka adalah sebagai tempat bertemunya berbagai saudagar yang berasal dari Persia, Arab, India, Tiongkok, dan daerah sekitar.
Barang-barang yang terbuat dari katun melalui Selat Malaka antara lain tekstil, kapur barus, mutiara, kayu berharga, rempah-rempah, gading, kain dan sengkelat, perak, emas, sutera, pecah belah, serta gula.
2. Jalur Transportasi Laut Kedua Terpenting di Dunia
Selat Malaka menghubungkan Samudera Hindia dengan Samudera Pasifik melalui Laut Cina Selatan dan merupakan rute laut terpendek antara kawasan timur tengah sebagai daerah penghasil minyak dan negara-negara pengguna minyak di kawasan Asia Timur dan Tenggara.
Selat Malaka adalah choke point minyak terbesar kedua di dunia setelah Selat Hormuz.
Saat ini, Selat Malaka diperkirakan dilintasi tidak kurang dari 70-80 ribu kapal per tahun atau sekitar hampir 200 kapal setiap hari. Diantaranya adalah kapal-kapal tanker raksasa yang berukuran 180.000 tonase bobot mati ke atas.
Berdasarkan data Energy Information Administration, AS (EIA) dari 60% volume minyak yang diangkut melalui laut di dunia, sepertiganya melewati selat ini.
3. Indonesia sebagai Negara Terbesar yang Dilintasi Selat Malaka
Selat Malaka melintasi tiga negara: Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Namun demikian, Indonesia adalah negara terbesar di sepanjang Selat Malaka dan secara alami menjadi pemimpin dalam upaya melakukan selat ini dari berbagai gangguan guna menjamin kapal agar kapal lancar.
4. Kasus Serangan di Selat Malaka Semakin Menurun
Sejak dahulu, isu keamanan selalu bepergian kapal-kapal yang melintasi Selat Malaka. Berbagai kasus kejahatan maritim memang faktanya kerap terjadi di wilayah tersebut.
Akan tetapi, laporan yang dilansir pihak–termasuk International Maritime Organization (IMO) sendiri–terkadang bias karena banyak kasus yang oleh mereka dikelompokkan sebagai perompakan, sebenarnya kasus pencurian biasa di atas kapal.
Untuk menghadapi isu-isu keamanan negara-negara di sekitar kawasan Selat Malaka telah bersama-sama maupun sendiri-sendiri melakukan upaya membangun sistem keamanan, penegakan hukum, dan pencegahan terjadinya insiden keamanan di Selat Malaka.
Indonesia mendorong dibentuknya forum kerja sama di antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura guna memperkuat pengamanan di Selat Malaka dan Singapura sekaligus meningkatkan koordinasi ketiga negara pantai tersebut.
Setelah melalui berbagai pembahasan tingkat tinggi maka dibentuklah forum Malacca Strait Patrol (MSP) pada tanggal 21 April 2006. MSP beranggotakan perwakilan dari angkatan bersenjata (militer), terutama Angkatan Laut, masing-masing negara pantai untuk melakukan upaya-upaya pengamanan di Selat Malaka dan Singapura.
Sejak saat itu upaya pengamanan Selat Malaka menjadi lebih terkoordinir dan efektif.
5. Tidak Semua Bagian Selat Malaka Mudah Dilewati
Dari segi navigasi, tidak semua alur di sepanjang kawasan Selat Malaka bisa dilayari dengan leluasa, mengingat beberapa bagian dari Selat Malaka alur pelayarannya sangat sempit
Sebagai contoh di Selat Philip yang memiliki lebar mencapai 5 kilometer, namun alur yang bisa dilewati kapal-kapal besar hanya sekitar 800 meter.
Belum lagi terdapat pulau-pulau kecil, seperti Pulau Kepala Jerih dan Pulau Takung, tingkat kedalaman laut di beberapa tempat yang kurang dari 23 meter ketika pasang, serta seringnya perubahan arus laut dan hujan angin yang kuat secara tiba-tiba, maka hal ini menjadi tantangan tersendiri yang perlu diperhatikan
Nah, demikian informasi mengenai Selat Malaka yang dapat Viva berikan ke kamu. Bagaimana? Sangat menarik ya.