Disebut Terima Uang Politik Rp8,6 Miliar, Mahathir Mohamad Membantah

Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad
Sumber :
  • AP Photo/Mark Baker

VIVA Dunia – Seorang saksi kunci pada saat sidang di Pengadilan Tinggi Shah Alam Malaysia pada Senin, 25 Juli 2022 mengatakan bahwa mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad telah menerima sumbangan politik sebesar RM2,6 juta atau Rp8,6 miliar dari Ultra Kirana Sdn Bhd (UKSB).

Selamat Tinggal Malaysia, Ini Rangking FIFA Timnas Indonesia Terbaru

UKSB adalah perusahaan lokal yang terlibat dalam persidangan korupsi yang sedang terkait dengan mantan Wakil Perdana Menteri dan Presiden Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) Ahmad Zahid Hamidi.

Menanggapi hal tersebut, Mahathir angkat bicara soal klaim yang membawa-bawa dirinya menerima sejumlah uang untuk dana politiknya.

Jurus Brigjen Mukti Juharsa Buru Buronan Narkoba di Malaysia

"Sungguh menakjubkan bagaimana Datuk Seri Najib berhasil berpura-pura bodoh dan mencoba memutarbalikan masalah terkait saya menerima RM2,6 juta (US$580 ribu) dari UKSB," tulis Mahathir dalam akun media sosial (medsos) Twitter miliknya, Senin, 1 Agustus 2022.

Mahathir mengatakan bahwa Najib justru berusaha untuk menyeret dirinya dengan kasus yang sama dengan Najib, yakni terkait penerimaan RM2,6 miliar atau Rp8,6 triliun yang masuk ke rekeningnya, yang juga diklaim diberikan oleh seorang Raja Arab Saudi.

Modal Pistol Mainan Pencuri Gasak Emas dan Uang Milik PNS di Aceh

Dalam kasus Zahid Hamidi yang menyebabkan dirinya mendapat 33 dakwaan kasus suap senilai RM42 juta dari UKSB, mantan manajer administrasi UKSB David Tan Siong Sun juga mengungkapkan bahwa perusahaan itu memberikan RM2,6 juta kepada Mahathir untuk tujuan pendanaan politik.

Tan mengungkapkan selama pemeriksaan silang oleh pengacara pembela Zahid bahwa dana tersebut diberikan melalui keponakan Mahathir yakni Rahmat Abu Bakar.

Tetapi, Mahathir membantah menerima uang politik itu. Dia menekankan bahwa semua aliran uang yang dikeluarkan UKSB adalah murni untuk orang-orang dalam pemerintahan Najib saat itu.

"Kesemua aliran tersebut ada paper trail dan digital footprint, dan kesemuanya terkait dengan Najib," kata Mahathir.

"Ini berbeda dengan pernyataan David Tan dari UKSB di pengadilan bahwa uang itu diberikan melalui keponakan saya Tan Sri Rahmat dan bukan kepada saya."

Mahathir juga mengklaim bahwa tidak ada bukti bahwa perusahaan UKSB memberikan sejumlah uang kepadanya.

"Tidak ada bukti bahwa uang itu masuk ke rekening saya atau saya menerima uang itu atau bahwa David Tan melihat uang itu diserahkan pada saya," ujarnya.

Tidak sampai di situ, Mahathir juga mengungkapkan bahwa keponakannya juga mengeluarkan pernyataan bahwa dia tidak menyerahkan uang dalam bentuk apa pun kepada Mahathir.

"Tan Sri Rahmat telah mengeluarkan pernyataan yang menyangkal bahwa dia menyerahkan uang kepada saya. Tan Sri Rahmat juga menjelaskan bahwa dia menerima uang RM3,1 juta (Rp10,3 miliar) tetapi ini adalah uang remunerasi untuk posisinya sebagai ketua dan penasihat UKSB."

Setelah itu, Rahmat juga mengundurkan diri dari UKSB dan mengembalikan uang tersebut. Mahathir mengklaim bahwa keponakannya itu juga memiliki surat dan dokumen terkait pernyataan yang dibuat.

"Saya tidak pernah menerima uang itu," kata Mahathir lagi.

"Ini adalah sesuatu yang mudah dipahami dan Najib mengerti. Dia pura-pura tidak mengerti karena dengan begitu dia bisa terus berbohong dan menipu untuk menutupi kejahatannya merampok uang orang," tulis Mahathir.

"Sayangnya, dengan berpura-pura bodoh, Najib bisa terus membodohi pendukungnya."

 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto serta Menteri Perladangan dan Komoditi Malaysia Johari Abdul Ghani

Nigeria dan Kongo Diterima Jadi Negara Pengamat CPOPC

Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) menyatakan telah menerima Nigeria dan Republik Demokratik Kongo sebagai negara pengamat.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024