Fantastis, Rusia Kucurkan Rp297,4 Triliun ke Turki Bangun PLTN
- Aksana Manchuk, BelTa, Pool Photo via AP
VIVA Dunia – Rusia mentransfer US$20 miliar atau setara dengan Rp297,4 triliun ke Turkiye atau Turki sebagaimana nama lamanya untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) utama. Dana itu dikucurkan dilakukan karena kedua negara terus meningkatkan kerja sama energi dan sepakat memajukan kebutuhan energi Turkiye yang terus meningkat.
Pada 30 Juli 2022, pejabat senior Turkiye yang mengetahui hal ini mengatakan bahwa perusahaan milik negara Rusia Rosatom mengirim sekitar US$5 miliar atau Rp74,3 triliun minggu lalu ke perusahaan Turkiye Akkuyu Nuclear JSC yang sedang membangun pabrik di kota Mersin di  Turkiye selatan.
Selanjutnya US$15 miliar atau Rp223,1 trilun akan ditransfer selama beberapa minggu mendatang, memperkuat kemitraan antara perusahaan dan afiliasi, yang dimulai dengan perjanjian kerjasama yang ditandatangani pada tahun 2010.
Proyek ini juga dibiayai oleh Sberbank dan Sovcombank yang sebelumnya merupakan pemberi pinjaman terbesar di Rusia.
Melansir dari Middle East Monitor, Senin, 1 Agustus 2022, menurut pejabat Turki, pembiayaan proyek diatur untuk menutupi semua kebutuhan pengadaan pabrik selama dua tahun ke depan.
Di bawah kontrak jangka panjang, Rosatom menyediakan desain, konstruksi, pemeliharaan, pengoperasian, dan dekomisioning pembangkit listrik Akkuyu, dengan unit pertamanya akan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2023.
Tiga unit dan reaktor lainnya kemudian direncanakan mulai beroperasi satu per satu setiap tahun hingga tahun 2026, dengan total kapasitas terpasang 4.800 megawatt (MW).
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Turkiye Fatih Dönmez, pembangkit listrik tersebut diperkirakan menghasilkan 35 miliar kilowatt-jam (kWh) listrik setiap tahun, yang akan menyediakan sekitar 10 persen dari kebutuhan listrik domestik Turkiye.
Transfer dana dari Rusia dan pembangkit listrik Akkuyu yang direncanakan terealisasi seminggu setelah Mesir mengumumkan fase pertama pembangkit listrik tenaga nuklir El-Dabaa sendiri yang juga dibantu oleh Rusia dan perusahaannya Rosatom.
Pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir Ankara dan Kairo merupakan dorongan baru untuk sumber energi yang lebih beragam dan andal terutama pada saat sebagian besar dunia akan semakin mengalami kekurangan pasokan energi yang parah. Hal itu terjadi di tengah kondisi transisi ke bentuk energi yang lebih hijau dan jauh dari bahan bakar fosil.