'Kalau Tidak Ada Air Zamzam, Maka Tidak Ada Mekah'
- U-Report
VIVA – Air Zamzam diyakini sebagai air suci oleh umat Islam. Air Zamzam berasal dari sumur mata air yang terletak di kawasan Masjidil Haram, Mekah, sebelah tenggara Kabah dan berkedalaman 42 meter.
Banyak peziarah yang melakukan ibadah Haji dan Umrah yang membawa pulang air Zamzam sebagai oleh-oleh. Zamzam sendiri memiliki arti banyak atau melimpah-ruah.
Hingga saat ini mata air sumur Zamzam masih terus mengalir dan menjadi oleh-oleh wajib jemaah haji dari luar Arab Saudi. Saat ini air Zamzam yang setiap hari didapat jemaah haji dikemas dalam bentuk botol plastik ukuran 330 mililiter.
Selain itu, jemaah haji juga dapat mengisi ulang air Zamzam dari keran-keran yang terdapat di sekitar Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi.
Air Zamzam kemasan botol tersebut dikelola oleh Zamazemah Company, perusahaan yang diberikan tanggung jawab oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk melayani kebutuhan air Zamzam bagi jemaah haji.
Managing Director Zamazemah Company, Hasan Mahmud Abu Al-Faraj mengatakan, pelayanan air Zamzam sebetulnya sudah ada sebelum adanya Islam.
Menurut dia, air Zamzam merupakan awal wujud adanya Kota Mekah. Jadi kalau tidak ada air Zamzam, maka tidak ada Mekah.
"Dan air Zamzam merupakan mukjizat bagi umat Islam sendiri karena sejak 4.000 tahun yang lalu sampai hari ini air Zamzam tidak pernah terputus sama sekali," katanya.
Zamazemah Company saat ini sudah memroses pengemasan air Zamzam secara otomatis dengan bantuan mesin.
Dalam satu jam, mesin tersebut dapat memproduksi 10 ribu botol air Zamzam. Nantinya setiap jemaah akan mendapatkan satu liter air Zamzam secara cuma-cuma setiap hari atau minimal tiga botol air kemasan.
Namun tenaga manusia juga tetap dibutuhkan untuk membantu pengemasan tersebut. Sebanyak 820 tenaga kerja membantu selama musim haji.
Sejarah Panjang Distribusi Zamzam
Sebelum menggunakan mesin, pengemasan air Zamzam masih melalui campur tangan manusia dengan cara memasukkan air satu per satu ke jeriken-jeriken dan langsung di pinggir jalan.
Dari gambar yang ada di perusahaan tersebut terpampang sejarah pengelolaan air Zamzam. Orang-orang dapat langsung meminum air dari keran yang ada di pinggir jalan tersebut.
Dulu sebelum kemasan botol, menggunakan kemasan galon yang didistribusikan kepada jemaah haji.
Ia menjelaskan, proses air Zamzam dari sumbernya di Masjidil Haram hingga sampai ke tangan jemaah haji. Pertama, air Zamzam dialirkan melalui pipa bawah tanah dari Masjidil Haram ke daerah yang namanya Kudai.
Kemudian dari Kudai dibawa dengan mobil khusus untuk air Zamzam ke Zaidi, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Masjidil Haram. Menurut dia lebih cepat membawa air Zamzam dengan mobil daripada melalui pipa.
Pabrik air Zamzam sendiri letaknya jauh dari tempat pengambilan air di daerah Kudai karena di sana khusus untuk daerah penginapan atau perhotelan jamaah.
Untuk membuat pabrik, minimal dibutuhkan lahan seluas 11.000 meter persegi dan Zaidi merupakan daerah khusus pabrik dan industri sehingga tidak mengganggu jemaah yang beribadah.
Guna menjaga kualitas air Zamzam penelitiannya dilakukan dengan tiga langkah. Pertama, dari air tangki, kemudian sampai di pabrik, dicek lagi kadar air zamzamnya lagi di gudang. Kemudian dicek lagi setelah dalam botol.
Pengecekan tidak hanya dilakukan perusahaan, tetapi juga perwakilan dari pemerintah yang mengecek kadar air Zamzamnya.
Sebelum dikeluarkan dan didistribusikan ke jemaah haji, ada tanda pengecekan setiap botol air Zamzam. Jadi ketika sudah dicek per botolnya sudah diceklist. (Ant)