Ukraina Selidiki 21.000 Kasus Kejahatan Perang Rusia
- forbes.com
VIVA Dunia – Ukraina mengatakan sedang menyelidiki lebih dari 21.000 kasus kejahatan perang, dan kejahatan agresi yang diduga dilakukan oleh Rusia sejak awal invasinya. Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova, mengatakan kepada BBC bahwa dia menerima laporan antara 200 hingga 300 kejahatan perang dalam sehari.
Jaksa tersebut mengakui bahwa banyak persidangan akan diadakan secara in absentia, tetapi menekankan bahwa itu adalah masalah keadilan untuk melanjutkan penuntutan. Melansir dari BBC, Kamis 7 Juli 2022, Rusia menginvasi Ukraina pada Februari lalu, dan telah menyangkal semua tuduhan kejahatan perang yang dituduhkan kepada mereka.
Berbicara kepada program BBC World Service Outside Source, Venediktova memperingatkan bahwa tentara Rusia yang membunuh, menyiksa atau memperkosa warga sipil harus memahami bahwa ini hanya masalah waktu untuk mereka semua akan diadili.
Dia mengatakan bahwa meskipun timnya bekerja di wilayah di seluruh Ukraina, mereka tidak dapat menyelidiki semua kasus dengan benar dan efektif, karena kurangnya akses ke beberapa orang dan wilayah.
Pada bulan Mei, Venediktova mengatakan bahwa sekitar 600 tersangka telah diidentifikasi dan 80 penuntutan telah dimulai. Tentara Rusia pertama yang diadili di Ukraina adalah Sersan Vadim Shishimarin, yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena membunuh seorang warga sipil pada bulan Mei lalu.
Ukraina mengatakan telah menemukan beberapa kuburan massal di Bucha, Borodyanka dan kota-kota lain di dekat ibu kota Kiev yang sempat direbut oleh pasukan Rusia. Pengadilan Kriminal Internasional menggambarkan Ukraina sebagai tempat kejadian kejahatan, dan mengirimkan tim detektif terbesarnya ke negara itu untuk membantu dalam berbagai penyelidikan. Tetapi Moskow telah berulang kali membantah menargetkan warga sipil.
Di lapangan, militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia sedang mempersiapkan serangan di wilayah Donetsk timur, dan menembaki beberapa kota. Rusia juga merebut hampir semua wilayah tetangga Luhansk selama akhir pekan, ini merupakan bagian dari upayanya untuk merebut wilayah Donbas yang lebih luas.
Dalam pembaruannya, militer Ukraina mengatakan pasukannya berada di bawah tekanan kuat tetapi sejauh ini menahan pasukan Rusia. Warga Slovyansk sebelumnya didesak untuk mengungsi lebih jauh ke barat, sehari setelah serangan mematikan Rusia di pasar lokal.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, sementara itu, mengatakan bahwa artileri dari mitra Baratnya telah mulai bekerja dengan sangat kuat, sehingga kerugian penjajah akan lebih dominan.