Cuaca Ekstrem Pembawa Banjir Sydney Mereda, Warga Kembali ke Rumah
- AP Photo/Mark Baker
VIVA Dunia – Hujan lebat yang melanda Sydney selama lima hari terakhir mereda pada Kamis sehingga warga yang terdampak banjir berusaha kembali ke rumah untuk memeriksa kerusakan.
Menurut citra satelit, badai bertekanan rendah yang terbentuk di lepas pantai timur Australia selama akhir pekan telah melemah, tetapi banjir besar dapat berlangsung beberapa hari karena sungai dan bendungan sudah meluap sebelum badai itu muncul.
Ketinggian air di Sungai Hawkesbury di Sydney barat mulai surut, membuat lega penduduk Windsor, salah satu daerah pinggiran yang terdampak banjir terparah. Namun, hujan deras memicu banjir bandang di pantai tengah-utara New South Wales (NSW) sehingga penduduk terpaksa mengungsi malam hari.
"Respons kami beragam saat memulangkan warga ke rumah mereka, tetapi masih menangani ancaman yang meningkat di pantai tengah-utara... dan pantai tengah (NSW)," kata wakil komisaris layanan darurat NSW Ashley Sullivan kepada televisi ABC.
"Jadi kami melakukan sejumlah penyelamatan banjir yang sedang berlangsung saat ini," kata dia.
Sekitar 60.000 penduduk di negara bagian itu telah diminta untuk mengungsi atau diperingatkan bahwa mereka kemungkinan akan menerima perintah evakuasi. Lebih dari 30.000 orang telah diizinkan kembali ke rumah untuk memeriksa kerusakan, kata pihak berwenang.
Beberapa daerah telah mencatat rekor curah hujan pada Juli, yang memicu kerusakan akibat hujan terus menerus, sedangkan curah hujan di beberapa tempat melebihi rata-rata tahunan sejak Sabtu.
Banjir yang sering melanda Australia telah menimbulkan pertanyaan tentang seberapa siap negara itu menghadapi cuaca buruk.
Bendahara Federal Jim Chalmers telah memerintahkan timnya untuk mengkaji dampak perubahan iklim terhadap ekonomi Australia, sebuah tugas yang ditinggalkan selama hampir satu dekade oleh pemerintah konservatif sebelumnya, menurut surat kabar Sydney Morning Herald.
Cuaca pantai timur Australia telah terdampak oleh fenomena La Nina, yang biasanya memicu curah hujan tinggi, selama dua tahun berturut-turut. Fenomena alam itu berakhir pada Juni, tetapi ada kemungkinan 50-50 untuk muncul lagi akhir tahun ini. (Ant/Antara)