Mau Bertemu MBS, Joe Biden Bak Lupa Pembunuhan Jamal Khashoggi
- AP Photo/Manuel Balce Ceneta
VIVA Dunia – Seorang hakim Amerika Serikat (AS) telah meminta pandangan pemerintahan Presiden AS Joe Biden tentang apakah Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman (MBS) harus diberikan kekebalan kedaulatan. Dalam hal ini terkait kasus perdata yang diajukan terhadapnya di AS oleh Hatice Cengiz yakni tunangan Jamal Khashoggi, kolumnis Washington Post yang dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.
Sebelumnya, Putra Mahkota MBS dicurigai terlibat bahkan memerintahkan pembunuhan seorang Khashoggi oleh oleh sejumlah agen Saudi di Istanbul.
John Bates seorang Hakim pengadilan distrik memberi pemerintah AS hingga 1 Agustus 2022 untuk menyatakan kepentingannya dalam kasus tersebut atau menunggu pandangan pengadilan mengenai hal ini menurut laporan di surat kabar Guardian.
Keputusan pemerintah AS dapat berdampak besar pada kasus perdata dan muncul ketika Presiden Biden menghadapi kritik karena mengabaikan janji kampanye untuk mengubah Arab Saudi menjadi negara paria atas pembunuhan Khashoggi.
Diberitakan Middle East Eye, Senin 4 Juli 2022, Presiden AS Joe Biden akan bertemu dengan pewaris takhta Saudi itu pada akhir bulan ini. Biden akan melakukan perjalanan pertamanya ke Riyadh sejak resmi menjabat sebagai presiden AS.
Gugatan perdata terhadap MBS yang diajukan oleh Cengiz di Pengadilan Distrik Federal Washington DC pada Oktober 2020 menggugat Putra Mahkota Saudi MBS dan pejabat Saudi lainnya bertindak dalam konspirasi dan dengan perencanaan ketika agen Saudi menculik, menyiksa, dan membunuh Khashoggi di dalam konsulat Saudi di Istanbul.
Khashoggi adalah seorang jurnalis Saudi yang telah melarikan diri dari kerajaan dan merupakan penduduk Virginia, AS. Dia adalah seorang kritikus vokal MBS dan berusaha untuk melawan propaganda online Saudi pada saat dia dibunuh.
Donald Trump saat menjabat jadi Presiden dianggaptidak bertindak tegas terhadap MBS ketika Khashoggi terbunuh. Kemudian pihak Biden bergerak untuk merilis laporan intelijen AS yang tidak diklasifikasikan pada tahun 2021 tak lama setelah Biden menjadi Presiden yang menyimpulkan MBS diduga kuat memerintahkan pembunuhan Khashoggi. Namun sayangnya kini untuk kepentingan minyak dan ekonomi, Biden akan dengan mudahnya menemui MBS.
"Kami menilai Putra Mahkota Arab Saudi MohammAd bin Salman menyetujui operasi di Istanbul, Turki untuk menangkap atau membunuh jurnalis Saudi Jamal Khashoggi," tulis laporan itu.
"Kami mendasarkan penilaian ini pada kendali putra mahkota atas pengambilan keputusan di kerajaan sejak 2017, keterlibatan langsung penasihat utama dan anggota detail pelindung Mohammed bin Salman dalam operasi, dan dukungan putra mahkota untuk menggunakan tindakan kekerasan untuk membungkam. Â pembangkang di luar negeri, termasuk Khashoggi," dikutip dari dokumen intelijen AS.
Penilaian intelijen AS menambahkan bahwa ajudan MBS pastinya tidak dapat membunuh jurnalis itu tanpa restu putra mahkota.
"Pada saat pembunuhan Khashoggi, putra mahkota mungkin memupuk lingkungan di mana para pembantunya takut bahwa kegagalan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dapat mengakibatkan dia memecat atau menangkap mereka," katanya.
"Ini menunjukkan bahwa para pembantu tidak mungkin mempertanyakan perintah Mohammad bin Salman atau melakukan tindakan sensitif tanpa persetujuannya."