Kehausan, 20 Imigran Ditemukan Tewas Di Gurun Libya
- Aljazeera
VIVA – Mayat 20 orang imigran yang tersesat di gurun Libya yang sebelumnya dikabarkan hilang telah ditemukan. Menurut tim penyelamat pemerintah Libya, menduga kelompok itu meninggal karena kehausan.
Mayat-mayat itu ditemukan oleh seorang sopir truk yang melakukan perjalanan melalui padang pasir dan ditemukan pada hari Selasa sekitar 320 kilometer (198 mil) barat daya kota Kufra dan 120km (74 mil) dari perbatasan dengan negara Chad.
"Sopirnya tersesat ... dan kami yakin kelompok itu meninggal di padang pasir sekitar 14 hari yang lalu sejak panggilan terakhir melalui telepon seluler pada 13 Juni 2022," kata kepala ambulans penyelamat Kufra Ibrahim Belhasan kepada aljazeera.
Wilayah gurun dengan penduduk yang sangat sedikit ini secara teratur suhu di musim panas selalu berad atas 40 derajat Celcius.
Layanan ambulans menerbitkan video di Facebook yang menunjukkan mayat membusuk di pasir gurun dekat truk pick-up. Setelah diidentifikasi dua mayat yang ditemukan merupakan warga Libya dan yang lainnya diyakini sebagai imigran dari Chad yang sedang menyeberang ke Libya, kata Belhasan.
Sejak pemberontakan yang didukung NATO 2011, berhasil menggulingkan dan membunuh pemimpin lama Libya Muammar Gaddafi, Libya telah muncul sebagai negara dimana titik transit dominan bagi orang-orang yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Afrika ke sebagian kabur ke Timur Tengah dan Eropa.
Mereka yang kabur dan melarikan diri berharap untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di Eropa, walaupun melalui rute yang sangat berbahaya. Melintasi gurun dan di menyeberangi laut Mediterania.
Tetapi banyak sekali imigran yang mati dalam perjalanan, termasuk di gurun Sahara Libya yang sangat panas itu.
Menurut Organisasi Internasional untuk masalah migrasi masyarakat Afrika, setidaknya 1.500 pengungsi telah tenggelam juga dalam berbagai kecelakaan kapal, seperti  kapal karam di rute laut Mediterania pada pertengahan tahun lalu.