Ribuan Terbunuh, Ini 5 Fakta Pembantaian Lapangan Tiananmen China

JIP menabrak kerumunan orang di Lapangan Tiananmen, China
Sumber :
  • Orange.co.uk

VIVA – Rezim otoriter akan menindak rakyat mereka yang memberontak. China ternyata juga pernah mengalami peristiwa yang mengerikan pada tahun 1989. Peristiwa pembantaian Lapangan Tiananmen yang terjadi pada 4 Juni, saat itu pemerintah China membantai ribuan rakyat yang melakukan unjuk rasa di lapangan tersebut.

Infromasi mengenai pembantaian massal ini telah disembunyikan berpuluh-puluh tahun. Tetapi di Abad ke-20 ada satu momen yang beredar dan terkenal dengan “manusia Tank”, sebuah foto yang memperlihatkan seorang pria memblokir jalan tank saat aksi tersebut.

Viva kali ini membahas mengenai fakta mengenai peristiwa pembantaian Tiananmen China yang dikutip dari berbagai sumber sebagai berikut:

1. Sejarah Lapangan Tiananmen

Lapangan Tiananmen, China.

Photo :
  • Pixabay

Lapangan Tiananmen identic dengan peristiwa mengerikan. Pertama kali dibangun pada tahun 1651, menurut Encyclopedia Britannica, nama lokasi tersebut diambil dari batu besar Tiananmen yang berarti "gerbang surgawi" yang terletak di sisi utara nya.

Tiananmen dibangun lebih dari dua abad sebelumnya yang diperuntukkan untuk memisahkannya dari Kota Terlarang. Sejak itu, Lapangan Tiananmen menjadi lokasi yang penting dalam sejarah China. Di tempat ini juga, terjadi momen besar pada abad ke-20. Pertama, pada tahun 1919, adalah pecahnya Gerakan 4 Mei.

Pemberontakan ini kembali digaungkan 70 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1989. Protes yang disebut gerakan 4 Juni  dan tragis, menyebabkan aksi kekerasan yang dilakukan oleh militer dan peristiwa itu merusak reputasi Lapangan Tiananmen.

2. Kematian Hu Yaobang Memantik Protest

Prajurit berdiri di Lapangan Tiananmen di tengah badai pasir

Photo :
  • Associated Press

Pada tahun 1989, yang memicu unjuk rasa ini terjadi adalah kematian Hu Yaobang seorang pejabat partai Komunis dan anggota terkemuka partai "sayap liberal".

Hu sangat dicintai oleh golongan muda, ia rela kehilangan haknya karena advokasinya untuk reformasi sosial dan ekonomi China, tetapi aksinya justru dihina. Kemudian Ia dihukum dengan penurunan pangkat oleh musuh-musuh politiknya di dalam pemerintahan.

Hu, sebagai kritikus tau betapa sengit nya era Mao Zedong, mencoba membongkar struktur kekuasaan otoriter yang ada dan memperkenalkan langkah-langkah seperti batasan masa jabatan, batas usia, dan kepemimpinan kolektif untuk pejabat.

Karena itu, para golongan muda khususnya mahasiswa menganggapnya sebagai salah satu dari pejabat-pejabat pemerintah yang tidak korup, dan mencari keadilan bagi jutaan orang yang telah dianiaya di bawah pemerintahan Mao.

Ketika Hu meninggal karena serangan jantung pada usia 73 tahun, para siswa berkabung dengan hasil membanjiri Lapangan Tiananmen.

Segera, pertemuan massal ini berubah menjadi protes massal terhadap pemerintah, yang selalu merusak upaya Hu di setiap kesempatan. Seiring berjalannya waktu, para pengunjuk rasa ini tersulut emosi dan mulai semakin banyak yang dtaang ke lapangan Tiananmen.

3. Aksi Mogok Makan Mahasiswa

Protes yang terjadi pada awal Mei, 1989, ketika mahasiswa sudah kembali menghadiri kelas. Namun, kemulut api kembali berkobar pada 13 Mei, dengan adanya peristiwa mogok makan massal yang dilakukan oleh 160 mahasiswa. Hal tersebut dilakukan untuk protes Mikhail Gorbachev dari Uni Soviet datang.

Deng Xiaoping menuntut agar para mahasiswa meninggalkan Lapangan Tiananmen sebelum Gorbachev tiba.

Mereka menolak, karena pemerintah mau membahas reformasi dengan, dan mencetak sebuah manifesto yang berbunyi:

"Bangsa ini dalam krisis - dilanda inflasi yang merajalela, transaksi ilegal oleh pejabat yang mencari keuntungan, kekuasaan dan kerusakan hukum . Rekan sesama sebangsa yang menghargai moralitas, tolonglah berbagi suara kami!"

Dengan seruan ini, para pengunjuk rasa tidak mau mundur. Dengan demikian, kedatangan Gorbachev tidak bisa disambut dengan upacara penyambutan tradisional ala China di Lapangan Tiananmen.

4. Aksi Militer Terhadap Pengunjuk Rasa

JIP menabrak kerumunan orang di Lapangan Tiananmen, China

Photo :
  • Orange.co.uk

Pada 20 Mei 1989, seperti yang dijelaskan oleh Reuters, Li Peng mengumumkan darurat militer. Tiga hari kemudian, 100.000 pengunjuk rasa yang seharusnya di Beijing, menyatakan bahwa Li disingkirkan, dan membangun patung di Lapangan Tiananmen setinggi 33 kaki, disebut Dewi Demokrasi.

Militer terlibat, sementara itu, orang-orang asing menangkap setiap momen agar kejadian tersebut dilihat dunia.

Pada bulan Juni, semuanya menjadi tak terkendali. Pada tanggal 3 Juni, tentara China bersenjata api dan gas air mata menyerbu ke Lapangan Tiananmen, tetapi dipukul mundur oleh para mahasiswa. Keesokan paginya, tank turun ke alun-alun, dan menembaki warga China yang tidak bersenjata.

Seperti yang dijelaskan sejarah, mahasiswa mati-matian mencoba melarikan diri dari tembakan ,sementara yang lain membela diri dengan membakar kendaraan militer. 10.000 pengunjuk rasa ditangkap, dan diyakini bahwa orang-orang lainnya dibantai oleh tangan pemerintah mereka sendiri.

5. Jumlah Raykat yang Di Bunuh

China: Kegagalan Gencatan Senjata di Gaza Akar Penyebab Kekacauan di Timur Tengah

Ketika dunia mengutuk keras militer China terhadap kekerasan kepada warganya sendiri, China membela diri dengan mengatakan bahwa tindakan itu diperlukan untuk melawan "kontra-revolusioner," menurut Reuters.

Klaim China tentang korban hanya berjumlah 300 kematian, dan sebagian besar yang meninggal adalah anggota militer. Namun, jumlah korban tewas yang sebenarnya tidak pernah dikonfirmasi oleh pemerintah China.

Berani Berinovasi dan Menginspirasi Dunia, Ini Peran Pemuda dalam Transformasi Pangan

Selama bertahun-tahun, para saksi yang berada di tempat kejadian berspekulasi bahwa ada ribuan pengunjuk rasa yang tewas.

Seperti yang diumumkan BBC pada tahun 2017, di dalam dokumen Inggris yang baru dirilis dari duta besar Inggris untuk China melaporkan bahwa jumlah korban tewas di Lapangan Tiananmen jauh lebih tinggi dari apa yang dinyatakan oleh pemerintah China bahkan mungkin jumlahnya mencapai 10.000 korban Jiwa.

Dilema Produsen Mobil Listrik China: Laris tapi Merugi

Demikian fakta-fakta mengenai kejadian pembantaian di Lapangan Tiananmen China.

VIVA Militer: Vladimir Putin, Xi Jinping dan Ebrahim Raisi

Presiden China Xi Jinping: Solusi Dua-Negara Fundamental untuk Perdamaian Palestina

Implementasi solusi dua-negara, termasuk pembentukan negara Palestina yang merdeka, adalah "fundamental" bagi perdamaian di Palestina, kata Presiden China Xi Jinping.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024